Mengenal Reksadana dan Mana yang Paling Cocok Untuk Kaum Newbie

Posted: 16 Sep 2021from: EditorLast updated : 16 Sep 2021

Selama pandemi, masyarakat mengalami demam investasi. Hal itu terlihat dari data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memperlihatkan adanya lonjakan dalam penambahan investor baru. Sampai dengan Agustus tahun ini, terdapat sekitar 2,69 juta single investor identification (SID) atau hampir dua kali lipat dari pencapaian 2020 yang sebanyak 590.658 SID. Nah salah satu instrumen investasi pasar modal yang banyak diburu adalah reksadana.

 

Reksa dana adalah produk yang digunakan untuk menghimpun dana investor untuk kemudian di investasikan sesuai dengan jenis reksadananya. Tetapi tenang, yang mengatur investasinya bukanlah kamu sendiri, melainkan Manajer Investasi (MI) yang diberikan kewenangan untuk mengolahnya ke dalam beberapa portofolio investasi.

 

Hal itu membuat investasi reksadana menjadi lebih mudah jika dibandingkan dengan investasi saham. Karena proses yang harus dilewati, kamu hanya perlu memilih produk reksadana yang diinginkan dan kemudian MI-lah yang mengatur portofolio investasinya.

 

Proses penarikannya juga tergolong mudah, yakni T+2 alias 2 hari bisa langsung masuk ke rekening kamu terhitung sejak kamu melakukan penjualan unit reksadana. 

 

Namun berinvestasi di reksadana tidak semudah kelihatannya juga. Kamu tetap perlu mempelajari bagaimana reksadana itu bergerak dan faktor apa saja yang memengaruhinya. Untuk lebih jelas, kamu bisa mempelajari jenis-jenis reksa dana beserta portofolio investasinya disini.

 

(Baca juga: 10 Platform Belanja Online yang Paling Sering di Gunakan Se-Asia Tenggara)

 

1. Reksadana Saham

 

Reksadana saham adalah produk reksadana yang memilki basis portofolio investasi saham. Jadi mayoritas dana yang ada dalam reksadana saham akan dikelola ke dalam saham-saham pilihan.

 

Kamu bisa melihatnya dalam prospektus reksadana saham yang ditawarkan oleh MI. Produk ini cocok untuk investor ahli atau yang sudah paham tentang investasi.

 

Maklum, pergerakan harga saham tidak bisa diprediksi arahnya, karena bisa saja dalam 1 menit Indeks saham yang tadinya menghijau, langsung berubah menjadi merah atau terkoreksi karena faktir tertentu. 

 

Namun sejatinya hal itu adalah hal biasa dalam saham. Karena ada banyak faktor yang memengaruhi pergerakan harga saham, mulai dari kinerja perusahaan itu sendiri, kondisi makro ekonomi, kondisi geopolitik dalam negeri, kenaikan suku bunga, faktor keamanan, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan masih banyak lagi.

 

Nah naik turunnya harga saham akan berpengaruh terhadap imbal hasil reksadana yang kamu milki. Sebagai contoh, kamu membeli Unit Penyertaan (UP) reksadana saham sebanyak 1.000 unit dengan harga Rp200 per unit. Artinya, nilai investasi awal kamu adalah Rp200.000.

 

Ketika harga saham yang ada di portofolio melonjak 10%, maka harga per unitnya juga akan naik. Artinya, kamu sudah bisa mendapatkan imbal hasil dari reksadana yang dimiliki.Namun ketika harganya berbalik arah dan turun, maka dana yang kamu miliki juga memilki risiko untuk menyusut.

 

Tetapi, Manajer Investasi tidak membenamkan seluruh dana reksadana saham di satu saham saja, melainkan menyebarkannya ke beberapa saham sebagai bentuk diversifikasi risiko sekaligus keuntungannya.

 

Itu mengapa, reksadana saham sangat cocok bagi investor yang sudah memilki pemahaman tentang pasar modal. Buat kamu yang newbie, pelajari lebih dalam lagi bagaimana potensi cuan di reksadana saham dan risiko apa saja yang harus dihadapi.

 

Oh ya, reksadana saham cocok untuk investasi jangka panjang, paling tidak untuk masa 5 tahun, sehingga imbal hasil yang kamu dapatkan bisa maksimal.


Pun kamu ingin menjualnya dalam waktu kurang dari itu, gak papa juga, karena bentuknya mirip seperti dana di tabungan yang bisa dicairkan kapan saja dan tidak mengikat. Reksadana saham memilki imbal hasil paling baik dibanding produk lainnya, namun sejalan denagan itu risikonya juga masuk dalam kategori tinggi.

 

2. Reksadana Pasar Uang

 

Reksadana pasar uang adalah produk reksadana yang memilki basis investasi di pasar uang, mulai dari obligasi pemerintah dengan tenor pendek, sertifikat Bank Indonsia (SBI), sertifikat Deposito dan jenis instrumen pasar uang lainnya.

 

Jenis reksadana ini cocok untuk kamu investor konservatif. Imbal hasil yang diberikan leih rendah dibanding produk reksadana lainnya, namun risikonya juga paling kecil. Sehingga cocok untuk kamu investor newbie yang memiliko fokus pergerakan harga yang stabil

 

3. Reksadana Pendapatan Tetap

 

Reksadana pendapatan tetap adalah produk reksadana yang basis investasinya dialokasikan pada efek yang memberikan pendapatan tetap, seperti obligasi korporasi. Dikatakan sebagai pendapatan tetap, karena imbal hasil yang diberikan bersifat rutin.

 

Ya, obligasi atau surat utang memiliki tingkat kupon/bunga yang tetap, misalnya tingkat suku bunganya 7% per tahun, maka sampai akhir periode akan terus memilki imbal hasil 7% per tahun.

 

Reksadana pendapatan tetap banyak menjadi buruan karena imbal hasilnya yang jauh lebih tinggi dari deposito yang saat ini berkisar di angka 3,5% hingga 4%.

 

Risiko dari reksadana pendapatan tetap adalah perusahaan yang mengeluarkan obligasi mengalami gagal bayar. JIka itu terjadi, maka dana yang kamu investasikan bisa menjadi berisiko.

 

Oleh karena itu, penting untuk memilih Manajer investasi yang terdaftar dan tercatat di OJK.Selain itu, jangan lupa untuk membaca prospektus penawaran produk reksadana pendapatan tetap, dari situ kamu bisa menganalisa bagaimana kondisi keuangan perusahaan yang menerbitkan obligasi tersebut.

 

Nah beberapa jenis produk reksadana diatas adalah produk yang paling sering ditransaksikan. Selain itu masih ada jenis produk reksadana lain, seperti reksadana indeks dan reksadana campuran. Nanti kita bahas lain waktu ya.

 

Sekarang membeli produk reksadana semakin mudah, kamu bisa membelinya lewat Bareksa, Bibit ataupun Ajaib. Semuanya berlangsung secara online, kamu juga bisa melihat masing-masing produk reksadana dan mempelajarinya sekaligus di platform investasi online tersebut.

 

Terpenting adalah, pahami bahwa tidak ada investasi yang bebas risiko. Ketika kamu sudah siap cuan, kamu juga harus siap mengatur risikonya.

 

(Baca juga: 2 Entitas Tutup. Ini Daftar 114 Pinjaman Online (Fintech Lending) yang Terdaftar dan Berizin OJK)

 

Nikmati kemudahan akses pendanaan di Finpedia


Kamu yang saat ini membutuhkan dana cepat untuk ragam kebutuhan, bisa mengakses Finpedia.id. Katalog finansial itu menyediakan ragam produk keuangan dari lembaga perbankan, pembiayaan maupun peer to peer lending.

 

Mulai dari kartu kredit, kredit tanpa agunan, pinjaman modal usaha, pinjaman instan, pinjaman dana darurat, pinjaman dengan agunan sampai program cicilan biaya pendidikan bisa didapatkan dengan mudah di Finpedia.id.

 

Disana kamu bisa melihat informasi mulai dari suku bunga yang diberikan, jangka waktu, syarat yang dibutuhkan sampai pengajuan bisa dilakukan di Finpedia. Seperti layanan keuangan dari KTA Kilat yang memberikan pinjaman tanpa agunan mulai dari Rp600 ribu sampai Rp2,5 juta. Bunganya super murah 0,4%!

 

Dengan begitu, kamu tidak perlu repot untuk mengumpulkan informasi dari produk keuangan yang dibutuhkan dari ragam lembaga keuangan. Akses sekarang dan penuhi kebutuhan darurat kamu segera!