Mana Lebih Baik, Unit Link, Reksa Dana atau Emas ?

Posted: 10 Mar 2021from: EditorLast updated : 21 Mei 2021

Tren investasi di kalangan muda terus menanjak, bertambahnya jumah masyarakat kelas menengah menjadi salah satu penyebabnya. Ada beberapa pilihan yang menjadi opsi investasi bagi masyarakat, mulai dari reksa dana, unit link ataupun emas. Untuk reksa dana, instrumen investasi tersebut pamornya sedang naik daun, hal itu terlihat dari terus bertambahnya jumlah nasabah di beberapa platform penjual reksa dana online.

 

Lantas apa perbedaaan dari masing-masing produk investasi tersebut? Nah untuk kamu yang saat ini sedang mengincar produk investasi, berikut merupakan kelebihan dan risiko yang harus kamu ketahui saat sudah memutuskan untuk mulai berinvestasi di 3 instrumen tersebut.

 

(Baca juga: Perlukah Buka Tabungan Bersama Saat Menikah)


1. Unit link


Unit link merupakan produk yang dikeluarkan oleh perusahaan asuransi. Perusahaan yang bisa menawarkan produk ini adalah perusahaan asuransi jiwa yang sudah memiliki izin di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

 

Namun unit link bukan sepenuhnya produk investasi seperti reksa dana ataupun emas dan produk investasi lainnya. Unit link merupakan campuran antara proteksi yang dimiliki perusahaan asuransi dan juga investasi.

 

Ya, dengan membeli produk unit link, kamu langsung mendapatkan 2 keuntungan sekaligus, yakni asuransi jiwa untuk proteksi diri sendiri ataupun keluarga dan produk investasi yang dalam jangka waktu tertentu berpotensi meningkatkan aset keuangan kamu.

 

Namanya investasi, unit link juga memilki risiko penurunan aset investasinya. Hal itu sejalan dengan pilihan jenis investasi yang kamu tentukan saat akan membeli produk unit link.

 

Biasanya, pada tahun ke 5 pembelian, kamu sebagai pembeli unit link baru bisa merasakan betul manfaat dari dana investasi yang dibenamkan. Karena pada tahun pertama, porsi terbesar dari uang yang kamu setorkan setiap bulannya berada pada pembelian premi.

 

Rata-rata porsinya di tahun pertama adalah 80% premi asuransi dan 20% investasi, kemudian menyusut 20% untuk pembelian premi asuransi setiap tahunnya dan bertambah 20% untuk aset investasi yang dibenamkan setiap tahunnya.

 

Sehingga pada tahun ke 5, dana kamu baru sepenuhnya bisa dialokasikan ke instrumen investasi. Namun karena itu pula ada beberapa orang yang memilih untuk membeli produk asuransi dan investasi secara terpisah. Semuanya tergantung dari pilihan kamu, mana yang menurut kamu nyaman dan aman.

 

JIka kamu tetap memilih Unit link, agen akan menawarkan sejumlah pertanyaan untuk memperlihatkan jenis investasi yang cocok. Apakah konvensional, moderat ataupun berisiko tinggi.

 

Semuanya itu akan mempengaruhi pembelian unit link kamu. Semakin tinggi risiko yang kamu pilih semakin tinggi pula potensi keuntungannya. Namun dibalik itu, jangan juga lupakan faktor risiko yang membayangi, karena porsi risikonya juga tidak kalah besar dengan potensi keuntungannya.

 

Kelemahan dari unit link adalah kamu sebagai nasabah tidak dapat melacak ke mana dananya diinvestasikan dan biaya apa saja yang harus dikeluarkan menyusul pilihan investasi tersebut.

 

2. Reksa dana


Produk ini merupakan produk investasi yang dikelola oleh manajer investasi. Untuk membelinya kamu bisa menghubungi perusahaan sekuritas ataupun membelinya secara online melalui platform penjualan reksadana.

 

Disini dana kamu sepenuhnya akan diinvestasikan ke dalam bentuk portofolio investasi seperti saham, obligasi, deposito, pasar uang dan sejenisnya. Pada umumnya reksa dana terbagi atas reksa dana pendapatan tetap, reksa dana pasar uang, reksa dana saham dan reksa dana campuran.

 

Semua produk tersebut memilki tingkat risiko yang beragam, mulai dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi. Keuntungan produk ini adalah kamu tidak perlu repot untuk memantau harga saham harian untuk bisa mendapatkan imbal hasil, karena sudah ada manajer investasi yang akan mengelola dana kamu di sektor yang sudah ditentukan.

 

Saat kamu membeli produk reksa dana, kamu bisa memilih untuk membeli reksa dana saham yang memilki imbal hasil maksimal namun risiko yang maksimal juga atau jenis reksa dana lainnya yang sesuai dengan profil risiko kamu.

 

Dalam reksa dana saham, lebih dari 90% dana kamu dialokasikan untuk saham. Saham apa-apa saja yang dipilih bisa dilihat dalam produk yang ditawarkan.

 

Bagi kamu yang ingin mendapatkan produk reksa dana yang relatif memiliki risiko paling keciil, kamu bisa memilih untuk reksa dana pasar uang. Namun tentunya imbal hasil yang diberikan juga tidak sebesar produk reksa dana saham. Semuanya tergantung dari pilihan kamu.

 

(Baca juga: Tidak Hanya Materi, Banjir Juga Bisa Picu Depresi)

 

3. Emas


Emas alias logam mulia juga terus naik pamornya kala harganya sempat menyentuh level Rp1 juta per gram. Kamu bisa membelinya dengan cara datang langsung ke butik penjualan emas milik PT Antam atau ke kantor cabang milik PT Pegadaian.

 

Untuk yang ingin membelinya secara online juga bisa membelinya melalui platform resmi yang sudah disiapkan atau melalui platform toko investasi yang terdaftar dan tercatat di OJK.

 

Emas masuk dalam kategori safe heaven alias instrumen yang memilki risiko paling kecil. Namun bukan berarati harga emas tidak terpengaruh akan sentimen eksternal. Mulai dari kenaikan harga minyak dunia, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan juga kondisi keamanan dalam negeri juga bisa mempengaruhi harga emas.

 

Jenis investasi ini masuk dalam investasi jangka panjang. Paling tidak, dalam jangka waktu 2 tahun kamu baru bisa merasakan manfaatnya.

 

Apapun itu, semuanya tergantung dari profil risiko kamu. Selain berinvestasi di aset investasi, kamu juga perlu memikirkan untuk melakukan investasi di sektor riil. Caranya adalah dengan memulai usaha secara mandiri.

 

Mulailah dari sekarang agar kamu bisa memiliki simpanan yang cukup saat tua nanti. Usahakan untuk memulainya dengan hal yang kamu sukai. Modalnya, kamu bisa memanfaatkan pendanaan dari KTA Online Tunaiku. Dengan limit sampai Rp20 juta kamu bisa memulai jenis usaha yang diinginkan dengan mudah. Ajukan di Finpedia.id