Makanan Indonesia Laku Keras di Jepang. Transaksi Sampai Rp173,11 Miliar

Di tengah status ‘state of emergency’ (SOE) yang diberlakukan pemerintah Jepang, produk makanan dan minuman (mamin) Indonesia sukses meraup transaksi dagang hingga USD12 juta atau Rp173,11 miliar. Capaian itu di peroleh dalam pameran the 46th International Food and Beverage Exhibitions (Foodex) 2021 yang digelar pada 9 sampai 12 Maret 2021 di Chiba, Jepang.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Kasan hari ini, Senin (15/3) di Jakarta.
"Transaksi dagang sebesar USD12 juta dalam Foodex 2021 tersebut merupakan kontribusi dari transaksi produk ayam kaarage beku dan durian palu beku dalam kemasan sebesar USD 9 juta; serta produk camilan, saos sambal, dan bumbu-bumbu yang mendapatkan order hingga USD 3 juta," jelas Kasan.
Menurutnya, pemberlakuan SOE di Jepang telah menggeser kebiasaan masyarakat untuk mengkonsumsi makanan dan minuman (mamin) yang praktis atau sekali pakai hingga makanan beku dalam kemasan menjadi primadona pada Foodex tahun ini.
“Selain itu, kondisi geografis yang rawan bencana dan demografi Jepang yang mulai menua serta mayoritas wanita Jepang yang juga turut aktif sebagai pekerja kantoran, membuat makanan beku menjadi tren dan semakin digemari di Jepang,” imbuhnya.
Foodex 2021 yang dilaksanakan selama 4 hari tersebut dihadiri lebih dari 26 ribu pengunjung dari kalangan buyers, tradings, retailers, hingga produsen mamin di wilayah Jepang dan sekitarnya. Pameran yang diselenggarakan di pusat pertemuan Makuharie Messe ini diikuti lebih dari 40 negara, termasuk Indonesia. Indonesia menghadirkan Paviliun Indonesia dan diikuti perwakilan dari 17 produsen serta pelaku usaha mamin Indonesia.
Permintaan yang besar itu perlu didukung pemangku kepentingan lain seperti perbankan terkait bantuan pembiayaan/permodalan ekspornya; serta produsen terkait ketersediaan, kualitas, dan kontinuitas barang.
Selain itu, peran perwakilan perdagangan di luar negeri diharapkan akan mendorong terjadinya transaksi dan kerja sama yang saling menguntungkan dalam rangka menggenjot ekspor Indonesia.
Kunjungan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga ke Indonesia pada Oktober tahun lalu berdampak secara tidak langsung dengan ramainya Paviliun Indonesia selama pameran. Kunjungan tersebut menandakan arti penting Indonesia dan kawasan Asia Tenggara lainnya sebagai refleksi komitmen bersama kemitraan strategis antara Jepang dan Indonesia.
Keberhasilan ini menunjukkan produk mamin Indonesia sangat diminati di pasar Jepang. Apalagi Jepang merupakan negara tujuan ekspor yang memiliki potensi pasar yang besar. Hal ini terlihat pada peningkatan nilai ekspor makanan olahan Indonesia ke Jepang selama lima tahun terakhir (2016--2020) sebesar 8,72%.
(Baca juga: Ditagih Debt Collector Nakal? Laporkan ke Polisi)
Nilai Ekspor Makanan Olahan Mencapai USD211,7 Juta
Nilai ekspor makanan olahan Indonesia ke Jepang pada 2020 tercatat sebesar USD 211,7 juta dan menempatkan Indonesia sebagai eksportir ke-10 produk makanan olahan ke Jepang dengan pangsa pasar 1,77%.
Produk utama makanan olahan ke Jepang di antaranya olahan udang, olahan ikan, olahan kepiting, biskuit, dan olahan buah-buahan.
Partisipasi Indonesia dalam Foodex 2021 dikoordinasikan Kementerian Perdagangan melalui perwakilan perdagangan di Jepang (Atase Perdagangan Tokyo dan ITPC Osaka) berkolaborasi dengan Kementerian Pertanian, Bank Indonesia, dan ASEAN-JAPAN Center (AJC).
Hal ini dilakukan untuk mendorong masuknya produk-produk Indonesia ke jaringan AEON Jepang, antara lain produk kopi kemasan dan kopi spesial. Selain itu, mendorong produk-produk mamin lainnya serta produk-produk pertanian agar dapat masuk ke jaringan supermarket, seperti Gyomu Suppa sebagai salah satu jaringan supermarket terbesar di Jepang.
Salah satu pengunjung pameran yaitu Aiko Nanaka menyebutkan, produk-produk yang ditampilkan oleh negara-negara di kawasan Asia Tenggara, terutama Indonesia sangat potensial. Menurutnya, produk-produk tersebut sesuai dengan ekspektasi pasar Jepang yang gemar dengan makanan kemasan praktis, bergizi tinggi, sehat, aman, dan ramah lingkungan serta makanan organik.
Namun, ada catatan khusus untuk produk-produk mamin Indonesia, yaitu perlunya pencantuman komposisi bahan baku mamin secara baik dan perlunya penggunaan bahasa Jepang agar mudah dimengerti konsumen Jepang.
Melihat tingginya animo masyarakat Jepang terhadap produk makanan asal Tanah Air, kamu bisa juga Ikut menjajal masuk dan menjual makanan yang otentik dengan nilai Indonesia. Apalagi negeri ini terkenal dengan kekayaan cita rasa dan juga rempahnya, manfaatkan hal tersebut untuk menjadi pengusaha makanan di negeri sakura.
Mulai sekarang, urus semua perizinannya, mulai dari Izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Sertfikasi halal dan sejenisnya. Urusan modal, kamu bisa mendapatkan tambahan modal usaha dari Tunaiku. Dengan limit maksimal Rp20 juta dan hanya bermodalkan KTP, kamu bisa mengembangkan usaha dengan lebih mudah. Ajukan sekarang di Finpedia





Produk yang direkomendasikan

Indodana PayLater
Rp 200,000 - Rp 50,000,000
CICILAN RINGAN: Cicilan dengan bunga ringan dan terjangkau yang bisa dibayar tiap bulan
AMAN: Menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Big Data, menjamin agar semua proses pengajuan aman dan nyaman

Tap-to-Pay! Nikmati pembayaran instan tanpa kartu. Cukup tap HP di mesin EDC dan transaksi selesai!
Honest App! Kelola kartu kamu dengan mudah langsung dari aplikasi di smartphone Kamu!

Diskon 5% untuk tiket pesawat, dan 10% untuk Paket Tour
Limit hingga Rp50 Juta!

Gratis Akses Airport Lounge Dalam & Luar Negeri
Setiap pembelanjaan Rp 10.000 mendapatkan 50 MPC Point

Minimum Limit = Rp 10.000.000
Bonus MPC Points (20 MPC Points tiap belanja Rp10.000).