Mengenal Cancel Culture, Hal yang Dialami Saipul Jamil

Posted: 7 Sep 2021from: EditorLast updated : 7 Sep 2021

Salah satu pesohor tanah air, Saipul Jamil baru saja dibebaskan dari Lembaga Permasyarakatan (LP). Namun glorifikasi atas kebebasannya yang dilakukan oleh infotainment memantik reaksi keras dari berbagai kalangan. Hal yang sama juga pernah dialami oleh para pesohor dunia atas pernyataan yang kontroversial. Alhasil masyarakat memboikot kehadiran pesohor tersebut atau yang dikenal dengan cancel culture.

 

Mengacu pada Dictionary.com. Cancel culture merupakan praktik yang berupaya menggalang dukungan di media sosial untuk meng-cancel seseorang lantaran pernyatannya atau sikapnya yang tidak menyenangkan ataupun dinilai ofensif.

 

Meskipun aksi ini banyak dialami oleh para pesohor, namun tidak jarang pula seseorang yang biasa saja yang ada di dunia maya juga menjadi aksi kegiatan ini, bisa juga kamu nanti.

 

Nah untuk kasus, Saipul Jamil, saat ini ada petisi yang ditandatangani secara digital untuk memboikot pedangdut itu tampil di televisi nasional maupun channel youtube. Hingga kemarin, petisi ini sudah ditandatangani oleh 400 ribuan tanda tangan.

 

Tidak hanya itu, penolakan juga disuarakan oleh beberapa public figure tanah air seperti Arie Keriting, Hesti Purwadinata hingga Angga Sasongko, founder sekaligus CEO Visinema. Angga bahkan sampai mengatakan dalam akun media sosialnya bahwa dia menghentikan semua pembicaraan kesepakatan distribusi film Nussa & Keluarga Cemara dengan stasiun TV karena dinilai tidak berbagi nilai yang sama dengan karya yang ramah anak.

 

Ya, aksi penolakan terjadi semata bukan karena latar belakangnya, melainkan lantaran glorifikasi berlebihan atas kebebasan Saipul Jamil yang dinilai tidak melihat sisi psikologis korban.


(Baca juga: Waspada, Ini Ragam Modus Penipuan yang Bisa Bikin Kamu Miskin)

 

Tidak hanya Saipul Jamil, J.K Rowling Juga Pernah

 

Beberapa pesohor dunia juga pernah menerima cancel culture. Mulai dari penulis Novel Harry Potter, J.K Rowling setelah mengeluarkan pernyataan yang dinilai transfobia.

 

Lalu ada juga kasus cancel culture yang dialami oleh seorang produser film asal Amerika Serikat (AS), Harvey Weinstein yang telah melakukan pelecehan seksual terhadap rekan kerja wanitanya. Lalu kejadian berulang hingga akhirnya muncul tagar #MeToo melalui MeToo Movement. Tagar yang diperkenalkan oleh Tarana Burke itu muncul sebagai usaha untuk meningkatkan kesadaran perempuan penyintas kekerasan seksual.

 

Hasilnya, ada banyak cerita yang dipublikasikan dengan #MeToo di media sosial yang berisi tindak pelecehan yang dialaminya. Akhirnya, karir Weinstein pun jatuh hingga akhirnya dia dijatuhkan hukuman penjara selama 23 tahun.

 

Ya, sejatinya bentuk pelecehan ataupun tindak kekerasan seksual tidak pernah bisa diterima di kalangan masyarakat. Dengan adanya glorifikasi dari salah satu stasiun TV tanah air, akhirnya mendorong reaksi masyarakat untuk memboikotnya.

 

Jika diibaratkan dengan sebuah merek penjualan, bisa dibilang merek tersebut sudah hancur. Adanya sentimen ataupun pemberitaan negatif tentang sebuah merek, dengan serta merta akan membuat masyarakat menjadi tidak percaya terhadap merek tersebut. Mulai dari apa yang disuarakan atau sikap apa yang ditunjukkan, masyarakat sudah enggan untuk membeli dan menggunakannya.

 

Pentingnya menjaga kredibilitas

 

Itu mengapa menjaga kredibilitas dan juga kepercayaan publik adalah harga mati bagi pelaku usaha ataupun seniman yang menjual karyanya di publik. Karena begitu masyarakat sudah memberikan label “You’re Cancel”

 

Meski begitu, cancel culture juga bisa berbahaya ketika digunakan untuk menjatuhkan seseorang dengan dasar like and dislike secara personal. Jika sasarannya adalah pelaku kejahatan, maka itu bisa menjadi ajang perubahan, namun jika yang disasar adalah orang tertentu dengan landasan ketidaksuakaan secara personal dikhawatirkan bisa memicu perpecahan.

 

Itu mengapa ketika bersikap, kita dianjurkan untuk selalu menjaga adab kesopanan dan juga kesantunan. Baik itu saat menuliskan komentar di dunia maya, berbicara langsung kepada orang lain atau perilaku lainnya di lingkungan sosial harus selalu berperilaku baik. Jangan sampai kamu di “cancel” ya. 

 

(Baca juga: Deretan Bank yang Kasih Bunga Tinggi. Simak nih)

 

Nikmati kemudahan akses pendanaan di Finpedia

Kamu yang saat ini membutuhkan dana cepat untuk ragam kebutuhan, bisa mengakses Finpedia.id. Katalog finansial itu menyediakan ragam produk keuangan dari lembaga perbankan, pembiayaan maupun peer to peer lending.

 

Mulai dari kartu kredit, kredit tanpa agunan, pinjaman modal usaha, pinjaman instan, pinjaman dana darurat, pinjaman dengan agunan sampai program cicilan biaya pendidikan bisa didapatkan dengan mudah di Finpedia.id.

 

Disana kamu bisa melihat informasi mulai dari suku bunga yang diberikan, jangka waktu, syarat yang dibutuhkan sampai pengajuan bisa dilakukan di Finpedia.

 

Dengan begitu, kamu tidak perlu repot untuk mengumpulkan informasi dari produk keuangan yang dibutuhkan dari ragam lembaga keuangan, seperti AdaPundi yang menyediakan pinjaman untuk semua keperluan kamu mulai dari Rp400 ribu sampai Rp6 juta. Akses sekarang dan penuhi kebutuhan darurat kamu segera!