Hal yang tidak boleh kamu lakukan saat baru terima gaji

Posted: 25 Jan 2021from: EditorLast updated : 25 Mei 2021

 Tanggal 25, merupakan tanggal yang di tunggu-tunggu oleh seluruh karyawan setiap bulannya. Maklum, hari itu adalah hari gajian, setiap karyawan yang bekerja dibayarkan haknya oleh perusahaan untuk menerima gaji atau upah pekerjaan selama 1 bulan. Nah ada beberapa hal yang tidak boleh kamu lakukan saat baru terima gaji, karena jika terus dilakukan, kamu tidak memiliki apapun untuk masa depan nanti.

 

Seberapa besar gajimu jika tidak bisa mengelolanya, pada akhirnya kamu juga tidak bisa mendapatkan apa-apa. Begitu pula sebaliknya, kunci dari itu semua adalah manajemen keuangan. Nah saat baru terima gaji jangan pernah lakukan hal ini ya.

 

(Baca juga: Sambil WFH, Jajal Budidaya Ikan Dalam Ember Yuk. Modalnya Pakai EasyCash)

 

1. Langsung menggunakannya untuk jajan mahal

 

Begitu menerima gaji, psikologi seseorang pasti merasa memiliki uang yang banyak sampai akhir bulan. Saking senangnya, jemari langsung gatal ingin memesan makanan atau minuman yang mahal. Belum lagi ada penawaran diskon untuk sneakers idaman kamu, rasanya langsung ingin memborong itu semua.

 

Tetapi tahan dulu, jangan langsung kamu lakukan hal tersebut sebelum membuat budgeting bulanan. Tidak ada yang salah dengan berbelanja makanan atau sepatu keren untuk menunjang kesehatan dan penampilan kamu, namun alangkah baiknya jika kamu menghitung dulu kebutuhan setiap bulannya.

 

Mulai dari biaya makan, transportasi, pulsa, internet, memberikan ke orang tua, memberikan jajan untuk adik dan kebutuhan rutin lainnya. Setelah itu, sisihkan juga minimal 10% dari gaji sebagai dana tabungan dan dana darurat, pisahkan masing-masing 5%.

 

Semakin besar kamu kumpulkan dana tabunga atau dana darurat semakin baik. Setelah itu, jika ada dana sisa, baru kamu bisa mengalokasikannya untuk membeli barang incaran kamu.

 

Belum cukup? Sabar dulu, berarti memang kamu belum bisa membeli barang dengan harga tersebut. Jangan gegabah untuk berpikir, nanti makannya diirit bisa kok, atau nabungnya bulan depan di double.

 

JIka kamu terus berpikiran seperti itu, kamu akan kesulitan untuk bisa mengelola keuangan. Seberapa besar gaji yang kamu terima, akan selalu habis.

 

2. Gaji naik gaya hidup naik

 

Kamu terbiasa menabung 10% dari gaji dan sisanya untuk biaya hidup. Kemudian misalnya saat ini gaji kamu Rp5 juta, lalu atasan kamu menginformasikan bahwa kamu akan dipromosikan bulan depan dan sebagai kompensasinya kamu bisa mendapatkan kenaikan gaji menjadi Rp 7 juta, berapa yang kamu tabung saat kenaikan itu datang?

 

Kebanyakan orang akan mengatakan 20% dari gaji saat itu atau Rp1,4 juta. Padahal sebaiknya kamu bisa menabung sebanyak Rp3 juta saat gaji naik. Dulu waktu kamu memiliki gaji Rp5 juta, biaya hidup kamu bisa cukup dengan Rp4 juta per bulan.

 

Lalu dengan gaji naik, malah membengkak biaya hidup menjadi Rp5,6 juta per bulan. Biaya hidup seharusnya tetap setiap bulannya, yang membuat itu menjadi bergerak naik adalah gaya hidup.

 

Cobalah untuk terus menjaga biaya hidup kamu tetap setiap bulannya meskipun gaji mengalami kenaikan. Lalu hitung berapa dana yang bisa kamu dapatkan pada akhir tahunnya.

 

Dana tabungan bisa kamu gunakan untuk menambah aset atau untuk berinvestasi. Selain itu, kamu juga bisa menggunakannya untuk tambahan modal usaha.

 

(Baca juga: Mengenal Generasi Sandwich dan Bagaimana Memutusnya)

 

3. Ikutan tren usaha yang booming

 

Saat kamu baru menerima gaji, ingin rasanya memiliki usaha seperti orang lain. Apalagi jika usahawan yang dilihat memiliki keuntungan yang berlipat setiap bulannya. Lalu tanpa berpikir panjang, kamu langsung masuk ke sektor usaha yang sedang happening tersebut.

 

Ternyata keadaan tidak semulus perkiraan. Usaha ikut-ikutan yang kamu jalankan sepi dan kamu sulit untuk mengembalikan modalnya karena strategi pemasaran yang kurang tepat dan riset pasar yang seadanya.

 

Tidak ada yang salah dengan memulai usaha, kamu malah dianjurkan untuk bisa mandiri secara finansial. Caranya adalah dengan menciptakan usaha mandiri alias usaha milik kamu sendiri.

 

Dengan begitu kamu bisa mengurangi ketergantungan dengan perusahaan tempat kamu bekerja. Selain itu kamu juga bisa membantu orang lain untuk mendapatkan penghasilan dari usaha kamu yang membesar.

 

Namun memulai itu semua tidak cukup hanya dengan modal yang kuat dan berani. Kamu juga harus memiliki kemampuan dan pengetahuan mendalam tentang usaha yang akan dijalani.

 

Mulai dari bagaimana pasarnya, peluangnya seperti apa, tingkat kompetisinya bagaimana, permintaannya seberapa tinggi, ketersediaan barang dagangan di daerah yang kamu jadikan basis usaha seberapa banyak, berapa dana darurat yang ada untuk menjamin keberlangsungan usaha dan sebagainya.

 

Jika analisis sederhana itu tidak kamu lakukan, maka kamu akan menjadi kehilangan arah. Kamu hanya memikirkan profit semata, padahal di balik usaha yang sedang berjalan ada banyak proses yang bisa bermanfaat untuk orang lain.

 

Misalnya, saat baru menerima gaji kamu memutuskan untuk memilki usaha ayam goreng pandan, dari situ dampak sosial dari usaha kamu adalah pedagang ayam di pasar memilki pelanggan baru, lalu pedagang bumbu juga, pedagang minyak goreng dan kebutuhan lainnya yang dipasok dari sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

 

Jadi menjalankan usaha tidak semata mengalokasikan modal dan memulainya. Ada proses panjang yang tidak dilihat konsumen. Nah kamu bisa memulainya juga seperti itu tentunya dengan melakukan perhitungan dulu yang matang.

 

JIka membutuhkan modal usaha tambahan, kamu bisa mengajukan pinjaman online cepat dari Akulaku. Proses pengajuan dan pencairannya relatif cepat, terpenting adalah Akulaku merupakan lembaga keuangan yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

 

Jadi keamanan data dan juga proses pencairan akan sesuai dengan peraturan pemerintah. Kamu bisa mendapatkannya lewat Finpedia. Disana juga terdapat banyak produk keuangan yang bisa memudahkan kamu untuk mewujudkan mimpi memiliki usaha.