4 Tips Membuat Perencanaan Keuangan Buat Kamu yang Bergaji UMP

Posted: 4 Jan 2021from: EditorLast updated : 25 Mei 2021

Kamu yang sudah berkeinginan untuk merubah pola konsumsi dan pengeluaran pada tahun ini. Cobalah membuat perencanaan keuangan selama satu tahun. Nah mumpung masih bulan pertama di tahun 2021, yuk buat dulu rencana keuangan kamu. Hal itu perlu, supaya kondisi finansial kamu tidak menipis terus setiap akhir bulan, apalagi untuk kamu yang bergaji UMP.


Banyak orang menganggap perencanaan keuangan hanya perlu dilakukan oleh perusahaan atau orang yang sudah kaya saja. Karena pandangan banyak orang adalah, apa yang mau di rencanakan kalau sumber utamanya, alias gaji tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.


Padahal, dengan membuat perencanaan keuangan, kamu bisa mengukur sekaligus menargetkan berapa besaran dana yang bisa dikumpulkan dan bisa dihabiskan setiap bulannya. Meskipun gaji yang kamu terima sesuai dengan upah minimum provinsi (UMP), kamu tetap bisa melakukan perencanaan keuangan.


Dengan membuat perencanaan keuangan, UMP kamu memang tidak akan berubah juga, karena itu disandarkan pada kualitas pekerjaan dan juga standar gaji yang ada di masing-masing provinsi.


Kamu yang berada di wilayah Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, pada tahun ini akan menerima Upah Minimum Provinsi sebesar Rp4.416.816,548 atau sekitar empat juta empat ratus enam belas ribu setiap bulannya.


Nah berikut merupakan 4 tips membuat perencanaan keuangan untuk kamu yang bergaji UMP. Lakukan yuk, supaya keuangan kamu bisa menjadi lebih sehat.


(Baca juga: Apa Itu Shadow Banking dan Bagaimana Cara Menghindarinya)


1. Hitung semua pengeluaran setiap bulannya


Mulai biasakan untuk menghitung kebutuhan kamu setiap bulannya. Hal itu perlu untuk menakar seberapa besar kebutuhan kamu per bulan. Mulai bagi antara pengeuaran rutin dan pengeluaran tidak tetap.


Pengeluaran tetap seperti ongkos transportasi setiap bulannya, uang pulsa, pembelian token listrik, belanja bulanan dan kebutuhan lain yang sifatnya tetap dan tidak berubah.


Nah setelah itu, baru hitung pengeluaran tidak tetap yang biasa kamu habiskan. Misalnya, uang untuk jajan lewat go-food atau grab-food, uang untuk pembelian dan pengeluaran lain yang sifatnya bervariatif dan tidak menentu.


Setelah itu, jumlah pengeluaran tetap selama satu tahun dan gaji kamu setiap bulannya selama satu tahun. Dari situ akan terlihat berapa sebenarnya dana yang bisa kamu kumpulkan setiap tahun.


2. Coret pengeluaran yang tidak perlu dalam variabel tidak tetap


Dalam poin diatas sudah disebutkan untuk kemu membagi pengeluaran menjadi 2 , yakni tetap dan tidak tetap. Untuk pengeluaran tetap, jaga terus di angka tersebut. Jika akhirnya membengkak, berarti ada yang kurang tepat dari pola konsumsi kamu.


Untuk pengeluaran tidak tetap, cobalah eliminir beberapa kebutuhan yang memang di rasa tidak perlu. Seperti jajan misalnya, kamu bisa mengkompensasinya dengan membuat menu panganan di rumah. Dengan begitu, kamu bisa menghemat banyak. Kalau pengeluaran tetap tidak bisa kamu ganggu gugat. Oleh karena itu, penting untuk kamu bisa menjaga pengeluarannya tetap.


3. Kalau masih kurang, cari tambahan pendapatan


JIka sudah mengukur berapa kebutuhan per bulannya, maka akan terlihat angka kekurangannya. Nah dari situ kamu bisa mulai mengupayakan untuk mendapat tambahan pendapatan supaya kebutuhannya tetap terpenuhi.


Kamu bisa mulai menjadi dropshipper ataupun reseller untuk produk yang kamu ketahui dan kenal. Manfaatkan luasnya jaringan media digital untuk menjadi etalase barang dagangan kamu. Asyiknya menjadi reseller, kamu tidak perlu mengeluarkan banyak modal.


Hanya saja, hitung terlebih dulu risiko bisnis yang ada. Jangan hanya berfokus pada keuntungan, karena yang namanya usaha selalu terdapat risiko yang membayanginya.


(Baca juga: 5 Pinjaman online Tunai yang bisa digunakan untuk Dana Mendadak. Proses Mudah)


4. Sisihkan untuk tabungan dan investasi.


Setelah berhasil memangkas pengeluaran tidak tetap, kamu bisa mengalokasikannya sebagai dana darurat atau untuk investasi. Minimal dana darurat yang baiknya kamu siapkan adalah 6 sampai 9 kali pengeluaran bulanan.


Hal itu perlu agar kamu memilki dana darurat dan juga instrumen untuk menginvestasikan aset berupa uang.


Dengan rutin menyisihkan pendapatan setiap bulannya, kamu bisa menjadi pribadi yang disiplin dan juga bertanggung jawab. Mulailah dari sisihkan 10% dari total gaji, jika masih dirasa terlalu besar, turunkan ke angka 5%.


Terpenting adalah konsistensi. Jika mendadak membutuhkan dana darurat, kamu bisa menggunakan fasilitas pinjaman online dari Finplus. Prosesnya cepat dan juga mudah. Ajukan sekarang di Finpedia.id