Ini Alasan Investasi Bodong masih Banyak “Peminat”

Posted: 3 Mar 2021from: EditorLast updated : 21 Mei 2021

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru saja menutup platform Tik Tok Cash dan juga Snack Video karena dinilai memiliki potensi merugikan konsumen. Dua platform tersebut masuk dalam jenis investasi ilegal alias bodong. Terbaru, OJK sudah menutup 28 entitas yang melakukan aktivitas investasi secara ilegal.

 

Lantas pertanyaannya mengapa masih banyak orang yang terpengaruh iming-iming investasi ilegal? Kuat dugaan faktor mendasar yang menjadi alasan masih banyaknya orang masuk dan terjerumus dalam arus investasi ilegal adalah karena kurangnya informasi terkait keabsahan status lembaga investasi dan juga minimnya tingkat pemahaman akan apa itu investasi.

 

TikTok Cash dicabut izinnya lantaran terdapat dugaan praktik money game dalam aplikasi tersebut. Jadi kamu yang ikut masuk dalam aplikasi tersebut wajib membayar biaya keanggotaan yang tarifnya dipatok berjenjang.

 

Setelah itu, kamu akan diberikan tugas untuk melihat konten yang pada akhirnya akan diberikan komisi dari aktivitas kamu. Namun beberapa pihak berasumsi bahwa komisi yang diberikan bukanlah berasal dari aktivitas yang kamu lakukan, melainkan dari keberhasilan kamu menjaring anggota baru dalam platform Tik Tok Cash.

 

Sementara untuk Snack Video, platform tersebut menggunakan mekanisme yang hampir sama dengan Tik Tok Cash, yakni menyajikan konten yang bisa menghasilan uang bagi para penontonnya. Hanya saja dalam keterangan OJK, alasan ditutupnya Snack Video lantara platform tersebut belum mengantongi izin penyelenggara informai dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

 

(Baca juga: Cara Membedakan Pinjaman Tunai Resmi dan Ilegal)

 

Tergiur akan imbal hasil yang besar


Rata-rata korban dari aktivitas investasi bodong adalah karena tergiur oleh iming-iming keuntungan yang didapatkan. Ditambah, tidak perlu kerja keras untuk mendapatkannya, cukup dengan menonton iklan, memberikan like maka kamu sudah bisa mendapatkan penghasilan.


Padahal mekanisme investasi adalah dengan menggerakkan aset berupa uang untuk dikembangkan menjadi lebih baik lagi. Seperti contohnya ketika kamu berinvestasi di saham ataupun reksa dana. Dua instrumen investasi itu secara jelas memberikan informasi yang detail tentang bagaimana cara uang bisa bekerja.

 

Untuk saham misalnya, kamu membeli saham A di harga Rp100 per lembar. Alasan kamu membeli saham tersebut karena melihat kinerjanya baik dan tren industrinya juga sedang baik, lalu tidak lama kemudian kamu mendapati harga saham A berada di harga Rp150 per lembar, artinya kamu sudah mengalami keuntungan yang cukup.

 

Tetapi ada dasar dari keuntungan yang kamu peroleh. Ada kemampuan juga yang harus kamu miliki, seperti analisa sederhana, membuat hipotesis dan kesimpulan keuangan lainnya.

 

(Baca juga: Waspada! Februari, OJK Tutup 28 Investasi Ilegal. Ada Tiktok Cash!)

 

Tidak paham akan risiko


JIka kita membincang investasi, selalu terdapat dua sisi. Yakni keuntungan dan juga risiko. Jangan hanya berpatokan bahwa investasi pasti untung, selalu cuan atau uang akan bisa bertambah banyak dengan investasi.

 

Karena pada prinsipnya, high risk high return. JIka kamu mencari keuntungan yang besar, maka risikonya juga besar. Kita ambil contoh investasi saham lagi, ketika kamu berhasil mendapatkan keuntungan di saham A, kamu juga harus siap untuk menerima risikonya.

 

Volatilitas harga saham sampai sekarang masih sulit diprediksi secara pasti bisa naik berapa persen atau turun berapa persen. Itu karena terdapat mekanisme pergerakan harga pasar dan juga sentimen yang membuatnya bergerak.

 

Kamu sendiri juga tidak bisa memprediksi seberapa dalam penurunannya atau seberapa tinggi kenaikannya. Yang bisa dilakukan adalah selalu bersiap akan kemungkinan risiko terburuk.

 

Investasi yang resmi saja selalu terdapat risiko di belakangnya, lalu bagaimana dengan investasi bodong alias ilegal? Sudah pasti risikonya jauh lebih besar, mulai dari risiko uang kamu tidak bisa ditarik kembali atau risiko karena perusahaan tersebut di tutup dan hal semacamnya.

 

Jadi jangan hanya tergiur akan iming-iming keuntungan besar tanpa kerja keras. There is no free lunch. Kalimat tersebut harus kamu benamkan dalam-dalam, karena tidak ada makan siang gratis. JIka kamu ingin mendapatkan sesuai dengan baik, kamu harus berupaya mendapatkannya.

 

Tidak cukup hanya dengan memberikan like atau comment di platform tertentu. Pikirkan baik-baik sebelum kamu menyesal di kemudian hari. JIka kamu ingin melakukan investasi dengan cara yang benar dan juga baik. Seperti dengan memulai usaha secara mandiri misalnya.

 

Itu juga merupakan bentuk investasi. Kamu bisa membenamkan sejumlah dana untuk kemudian mengolahnya menjadi produk dan menjualnya. Dari situ kamu bisa belajar banyak dan juga berusaha keras untuk kemudian mendapatkan hasil yang maksimal.

 

Pisahkan modal usaha dengan dana tabungan.Hal itu perlu agar keuangan kamu sudah disiplin dari awal. Kamu bisa menggunakan KTA Online Tunaiku sebagai sumber modal usahanya. Dengan limit sampai Rp20 juta, kamu bisa memulai usaha secara mandiri untuk kemudian mendapatkan hasil yang memuaskan.

 

Dapatkan penawaran produk tersebut di Finpedia.id. Kamu hanya perlu ponsel pintar dan juga koneksi internet untuk mengajukannya.