Waspada Deepfake! Ancaman Baru di Dunia Keuangan Digital

Posted: 18 Jul 2025from: EditorLast updated : 23 Jul 2025

Di balik kemajuan teknologi AI yang luar biasa, ada sisi gelap yang mulai pelan-pelan muncul ke permukaan: manipulasi digital. Salah satu contohnya yang lagi ramai dibicarakan adalah deepfake.


Teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) ini memungkinkan wajah seseorang dimanipulasi dalam gambar atau video secara sangat realistis—sampai-sampai susah dibedain mana yang asli dan mana yang palsu.


Awalnya, deepfake dikembangkan untuk hal-hal positif, seperti industri hiburan dan efek visual. Tapi kenyataannya sekarang? Teknologi ini sering disalahgunakan. Dan yang bikin ngeri, deepfake udah naik level jadi alat penipuan digital.


Kalau jatuh ke tangan yang salah, deepfake bisa jadi senjata ampuh buat membobol sistem keuangan, mencuri identitas, bahkan menipu siapa pun—termasuk kamu.




Apa Itu Deepfake?


Deepfake adalah teknologi berbasis AI yang bisa memalsukan wajah, suara, bahkan mimik seseorang dengan sangat realistis. Bayangin, kamu bisa dibuat “ngomong” atau “ngelakuin sesuatu” yang padahal kamu gak pernah lakuin sama sekali. Gak cuma menyeramkan, tapi juga bisa sangat merugikan.



Masuk ke Dunia Keuangan: Deepfake Bukan Main-Main


Sekarang bayangin kalau teknologi deepfake ini dipakai di dunia finansial. Ada suara palsu yang mirip atasan kamu nyuruh transfer uang. Atau video “kamu” ngajuin pinjaman online pakai identitas palsu. Bisa gawat banget.

Bahkan, udah ada kasus nyata di luar negeri, di mana perusahaan rugi ratusan ribu dolar karena percaya sama suara bos yang ternyata palsu—hasil deepfake.




FSI: Industri yang Paling Rentan

Nah, di sinilah FSI (Financial Services Industry) atau Industri Jasa Keuangan jadi pihak yang paling rawan diserang.

FSI itu mencakup:


  • Bank 
  • Fintech & e-wallet 
  • Asuransi
  • Lembaga pembiayaan, pinjaman online
  • Platform investasi

 

Industri ini bergerak di bidang data sensitif dan uang. Gak heran kalau jadi target empuk penipuan berbasis teknologi kayak deepfake.

Contohnya?


  • Pemalsuan identitas buat ngajuin pinjaman
  • Phishing suara/video buat ambil alih akun nasabah
  • Pemalsuan dokumen digital yang tampak “meyakinkan”




Di Sini Peran Adigsi Jadi Penting


Dengan meningkatnya ancaman manipulasi digital seperti deepfake, terutama di sektor keuangan, peran Adigsi (Asosiasi Digital Security Indonesia) jadi makin vital. Adigsi bukan cuma organisasi, tapi garda depan yang aktif mendorong penguatan sistem keamanan digital di Indonesia.


Sebagai organisasi yang fokus pada isu keamanan digital, Adigsi berperan besar dalam:


1. Edukasi & Literasi Digital Keamanan

Adigsi secara konsisten melakukan sosialisasi, pelatihan, dan edukasi publik—baik untuk individu, pelaku industri, hingga regulator. Topik yang diangkat gak cuma soal ancaman klasik seperti phising atau malware, tapi juga hal kekinian seperti deepfake, voice cloning, dan serangan manipulatif berbasis AI.


2. Kolaborasi Strategis dengan Pelaku FSI

Adigsi menjalin kerja sama dengan berbagai pihak di Financial Services Industry (FSI), seperti bank, fintech, dan penyedia layanan digital, untuk membangun sistem keamanan yang tangguh dan adaptif. Kolaborasi ini penting buat menjaga kepercayaan masyarakat terhadap layanan keuangan digital.


3. Pengembangan Riset & Teknologi Deteksi Ancaman

Ancaman deepfake gak bisa dilawan dengan cara lama. Adigsi mendorong pengembangan alat pendeteksi deepfake dan konten palsu berbasis AI, yang bisa diimplementasikan langsung dalam sistem verifikasi identitas, customer onboarding, hingga analisis risiko fraud.


4. Advokasi Kebijakan & Regulasi Keamanan Digital

Dalam ranah kebijakan, Adigsi juga aktif memberi masukan kepada pemerintah dan regulator untuk menciptakan aturan yang relevan, up-to-date, dan melindungi masyarakat digital dari bahaya baru seperti penyalahgunaan AI dalam penipuan online.


5. Membangun Ekosistem Keamanan Digital Indonesia

Visi besar Adigsi adalah menciptakan ekosistem digital yang aman, inklusif, dan berkelanjutan. Bukan cuma jadi “pemadam kebakaran” saat insiden terjadi, tapi jadi arsitek sistem keamanan masa depan yang bisa mencegah sebelum serangan terjadi.


 


"Sebagai representasi utama komunitas bisnis nasional, ADIGSI berkomitmen untuk memperkuat ketahanan keamanan siber sebagai fondasi utama ekonomi digital yang tangguh dan berkelanjutan. Kami hadir untuk melindungi sektor-sektor strategis, membangun ekosistem digital yang aman, dan mendorong pertumbuhan melalui kolaborasi, inovasi, serta advokasi kebijakan. Bersama para pemangku kepentingan, kami menciptakan lingkungan digital yang terpercaya agar dunia usaha dapat berkembang dengan optimal."


Firlie H. Ganinduto, Ketua Umum ADIGSI



Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Adigsi hadir bukan hanya sebagai pengawas, tapi sebagai mitra strategis untuk semua pihak dalam menghadapi ancaman cyber masa kini dan masa depan.

 


Gimana Kita Bisa Lindungi Diri?


Sebagai pengguna biasa, kita tetap bisa jaga diri dari ancaman deepfake, terutama yang menyasar dompet:


1. Selalu verifikasi. Jangan gampang percaya video atau voice note mencurigakan, apalagi yang minta transfer.

2. Aktifkan autentikasi berlapis. Gunakan OTP, biometrik, dan jangan asal share data pribadi.

3. Ikut edukasi. Banyak kok webinar gratis atau konten edukatif dari Adigsi & komunitas keamanan digital.

4. Laporkan jika curiga. Jangan cuek. Kalau ada yang janggal, laporkan ke pihak berwenang atau platform.





Cerdas Digital = Aman Finansial


Teknologi makin canggih, tapi kejahatan digital juga makin licik. Deepfake hanyalah satu dari sekian banyak ancaman baru yang bisa mengintai kita semua—baik sebagai individu maupun bagian dari ekosistem FSI.


Untungnya, ada lembaga seperti Adigsi yang terus berinovasi menjaga keamanan digital Indonesia. Tapi tetap, pertahanan pertama selalu dimulai dari diri sendiri.

Jangan cuma melek teknologi, tapi juga melek risiko. Yuk jaga data dan dompet kita dari ancaman digital yang makin kreatif!