Survei: 40% Karyawan Berpikir Untuk Resign. Ada Apa?

Posted: 9 Jul 2021from: EditorLast updated : 9 Jul 2021

Dalam sebuah laporan berjudul “ The Next Great Disruption Is Hybrid Work – Are We Ready?” menyatakan bahwa 41% pekerja global berpikir untuk mengundurkan diri dari pekerjaan. Adanya kelelahan digital menjadi salah satu penyebab banyaknya karyawan yang berpikir untuk mundur dari pekerjaan yang sudah digelutinya selama ini.

 

Hal itu juga berlaku juga untuk generasi Z yang termasuk dalam angkatan kerja junior lho. Dalam laporan tersebut juga disebutkan bahwa lebih dari setengah tenaga kerja mulai dari rentang usia 18 tahun hingga 25 tahun juga memikirkan hal yang sama.

 

Melansir World Economic Forum (WeForum), survei tersebut dilakukan pada lebih dari 30 ribu pekerja yang berasal dari 31 negara. Memang, dengan adanya pandemi tidak dapat dipungkiri membuat tren di dunia pekerjaan berubah dan bertransformasi ke arah digital. Beberapa karakteristik pekerjaan juga mulai menyesuaikan. Setidaknya terdapat 7 tren utama dalam dunia pekerjaan saat ini.

 

Diantaranya adalah pekerjaan yang sifatnya fleksibel membuat banyak karyawan yang betah untuk bekerja, kemudian seorang atasan selama masa pandemi tidak bisa melakukan arahan langsung kepada timnya dan harus fleksibel untuk menghubunginya langsung.

 

Selain itu, dalam masa pandemi perusahaan tetap memacu produktivitas karyawannya untuk tetap tinggi dan karena prosesnya berjalan secara daring, kelelahan yang dialami tenaga kerja tidak terlihat.

 

Hal lainnya adalah generasi Z berisiko paling tinggi untuk mundur dari pekerjaan dan perlu perhatian dari para pemimpin tim untuk bisa meningkatkan kembali gairah bekerjanya. Pandemi juga membuat networking menjadi menyusut dan hal itu bisa berdampak terhadap inovasi.

 

Dalam laporan itu juga disebutkan bahwa tren lainnya adalah authenticity bakal mampu memacu produktivitas juga kesejahteraan dan terakhir adalah, dalam dunia hybrid alias sistem yang fleksibel bisa memunculkan bakat dimana-mana.

 

Ya, selalu terdapat dua sisi mata uang jika dihadapkan pada situasi tertentu. Dalam satu kondisi bekerja dengan sistem fleksibel atau yang dikenal work from anywhere bisa membuat betah namun membuat para pekerjanya mengalami kelelahan digital.

 

Namun, sistem yang fleksibel juga membuat perusahaan menjadi lebih tertutup dalam menjalankan komunikasinya kepada karyawan jika dibandingkan dengan sebelum pandemi . Perlu strategi jitu untuk bisa mempertahankan aset perusahaan jika tidak ingin kehilangan mereka.

 

(Baca juga: Sudah Kenal dengan Wokee? Aplikasi Canggih Milik KB Bukopin)


Masa depan pekerja hibrida


Ya, jika masih menggunakan pendekatan kerja yang tidak fleksibel dan mengedepankan pola pekerjaan yang mengharuskan datang ke kantor, kemungkinan akan mendorong 41% orang tersebut untuk pergi dan mencari tempat yang lebih sesuai dengan selera.

 

Namun sejatinya, bekerja dengan metode jarak jauh bukanlah obat ampuh untuk semua penyakit tenaga kerja yang selama ini terkungkung dengan rutinitas, Oleh karena itu yang dikedepankan adalah sistem hibrida, yang tetap bisa berkumpul untuk bertukar ide dan mendapatkan energi positif dari kegiatan bersama.

 

Ruang kantor seharusnya bisa menjadi jembatan antara dunia fisik dan dunia digital untuk bisa membangun kebutuhan yang unik dari setiap tim. Ditambah, masih dari laporan tersebut, sekitar 61% pemimpin bisnis mengatakan bahwa mereka bisa berkembang sangat baik jika dibandingkan dengan karyawan yang bekerja dengan sistem rantai komando.

 

Jadi memang fleksibilitas ekerjaan adalah penting, Karena disitu karyawan bisa mengeksplorasi bakatnya dengan lebih baik dan pada akhirnya juga akan menguntungkan perusahaan. Kamu bisa lihat bahwa di perusahaan-perusahaan besar seperti Google ataupun raksasa di masing-masing industri coba membangun iklim pekerjaan yang menyenangkan. .

 

Karena dengan karyawan yang bahagia, biasanya kinerja perusahaan juga bisa moncer. Kebahagiaan bukan melulu soal fleksibilitas lho, perusahaan yang memfasilitasi pegawainya untuk bisa mendapatkan pendidikan lebih baik lagi, baik itu secara formal maupun non formal juga biasanya bisa meningkatkan loyalitas pegawai pada perusahaan.

 

Nah buat kamu yang saat ini sedang merintis usaha, tanamkan hal itu sedari dini. JIka nanti usahamu bertambah besar, kamu harus bisa membaca apa yang dialami pegawai jika tidak ingin kehilangan bisnismu.

 

(Baca juga: Cara Menjadi Pengusaha yang Cerdas dan Selalu Berkembang! Penting!)

  

Nikmati kemudahan akses pendanaan di Finpedia


Kamu yang saat ini membutuhkan dana cepat untuk ragam kebutuhan, bisa mengakses Finpedia.id. Katalog finansial itu menyediakan ragam produk keuangan dari lembaga perbankan, pembiayaan maupun peer to peer lending.

 

Mulai dari kartu kredit, kredit tanpa agunan, pinjaman modal usaha, pinjaman instan, pinjaman dana darurat, pinjaman dengan agunan sampai program cicilan biaya pendidikan bisa didapatkan dengan mudah di Finpedia.id.

 

Disana kamu bisa melihat informasi mulai dari suku bunga yang diberikan, jangka waktu, syarat yang dibutuhkan sampai pengajuan bisa dilakukan di Finpedia.

 

Dengan begitu, kamu tidak perlu repot untuk mengumpulkan informasi dari produk keuangan yang dibutuhkan dari ragam lembaga keuangan, seperti Akseleran yang menyediakan pinjaman untuk semua keperluan pengembangan bisnis kamu mulai dari Rp75 juta sampai Rp2 miliar. Akses sekarang dan kembangkan bisnismu segera!