Mengenal Sejarah Bahasa Ibu, Bahasa Pertama yang Kamu Dengar

Posted: 23 Feb 2021from: EditorLast updated : 21 Mei 2021

Setiap tanggal 21 Februari diperingati sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional. Ya, bahasa yang pertama kali di dengarkan oleh setiap manusia itu dijadikan sebagai hari bersejarah bagi dunia internasional. Adalah United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organizations (UNESCO) yang akhirnya menjadikan bahasa ibu sebagai alat untuk mempromosikan kesadaran akan keanekaragam bahasa, budaya serta multi bahasa.

 

Tema perayaan Hari Bahasa Ibu Internasional pada tahun ini adalah “Membina multi bahasa untuk inklusi dalam pendidikan dan masyarakat”. Bahasa ibu dapat diartikan sebagai bahasa asli di suatu negara.


Setiap negara memiliki bahasa ibu yang berbeda. Namun sayangnya, salah satu bentuk kearifan lokal itu banyak terkikis oleh hal yang mengatasnamakan kemajuan ekonomi. UNESCO sendiri mencatat setiap 2 minggu 1 bahasa menghilang.

 

Tetapi bukan hanya bahasanya saja, seluruh kebudayaan dan juga warisan intelektual juga ikut lenyap terbawa. Bahkan sekitar 43% dari total 6.000 bahasa di dunia masuk dalam kategori terancam punah.

 

Bahasa Ibu terpaksa menghilang oleh bahasa asing yang selama ini mampu memfasilitasi dan menjamin arus perdagangan dan ekonomi. Oleh karena itu, penting untuk kamu bisa menjaga warisan budaya leluhur dan juga warisan intelektualnya, agar bangsa ini bisa tetap memiliki identitas yang kuat.

 

(Baca juga: 5 Alasan Kenapa Pinjaman Kamu selalu Ditolak)

 

Sejarah bahasa ibu


Kita patut berterima kasih pada Pakistan Timur, yang saat ini dikenal dengan nama Bangladesh. Karena berkatnyalah dunia internasional memilki kesadaran akan pentingnya Bahasa Ibu.

 

Kala itu, pada tahun 1947, negara Pakistan terbagi atas Pakistan Barat dan Pakistan Timur. Kedua wilayah tersebut memiliki keragaman bahasa yang berbeda satu dengan yang lain. Namun pada tahun 1948, pemerintah setempat menyatakan menggunakan bahasa urdu sebagai bahasa nasional.

 

Hal itu sontak mendapatkan protes keras dari Pakistan Timur yang memiliki bahasa ibu, Bangla. Masyarakat Bangladesh mengajukan keinginan bahwa bahasa Bangla juga bisa dijadikan bahasa nasional selain Urdu.

 

Protes akhirnya berujung pada kericuhan. Puncaknya terjadi pada tahun 1952, dimana demonstrasi yang digelar pecah dan menyebabkan korban jiwa yang tidak sedikit. Kejadian tersebut tentu saja menyita mata internasional, karena hal tersebut memperlihatkan bagaimana perjuangan suatu wilayah untuk mempertahankan bahasa ibunya, bahkan sampai harus mengorbankan nyawa.

 

Sejak saat itu, dibangun Monumen Shaheed Minar untuk mengenang pejuang yang mempertaruhkan nyawanya untuk bisa mendorong bahasa ibunya diakui secara nasional.

 

Baru kemudian pada tahun 1998, Rafiqul Islam dan Abdus Salam, warga Bengali menulis surat kepada Sekretaris Jenderal PBB, Koffi Anan agar mengambil langkah untuk menyelamatkan bahasa ibu dari kepunahan serta mengumumkan Hari Bahasa Ibu Internasional.

 

Gayung bersambut, PBB pun akhirnya menyetujui hal tersebut dan menjadikan setiap tanggal 21 Februari yang bertepatan dengan kejadian tewasnya demonstran di Dhaka, Pakistan sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional

 

(Baca juga: Mengenal Asuransi Bencana dan Manfaatnya)

 

Perkuat Identitas dengan Bahasa Nasional


Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keragaman budaya dan juga bahasa. Meskipun bahasa nasional yang digunakan adalah Bahasa Indonesia, tetapi hal itu tidak menghilangkan unsur bahasa yang ada pada masing-masing wilayah.

 

Bahasa lokal setempat masih kuat dan mengakar hingga dapat terus di perkenalkan ke dunia internasional. Jika unsur lokalnya kuat, bukan tidak mungkin Bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa internasional yang bisa diakui oleh dunia.

 

Dua negara di benua Asia yang berhasil menjaga dan mendorong Bahasa Ibunya adalah Jepang dan Korea Selatan. Dua negara itu sukses mendorong bahasa ibunya mendunia. Baik dari sektor kebudayaan dan juga ekonomi, setiap orang sekarang mau tidak mau tahu dan mengenal bahasa ibu kedua negara tersebut.

 

Lihat saja tayangan-tayangan anime dari Jepang, lalu musik yang digaungkan oleh industri K-Pop dari Korea Selatan, berhasil menghipnotis dunia untuk melihat dan mempelajari bahasa beserta kebudayaannya.

 

Nah kamu juga bisa ikut melestarikan bahasa ibu dari wilayahmu sendiri. Kamu bisa memperkenalkan warisan budaya rempah misalnya, lewat sajian minuman yang berkhasiat tinggi untuk tubuh dan terlepas dari unsur-unsur kimiawi, kenalkan bahwa wilayahmu terkenal akan minuman herbal yang menyehatkan dan itu ada di Indonesia.

 

Selain itu, jangan lupa buat aturan penggunaannya dalam bahasa daerah, sehingga dunia bisa tahu bahwa bahasa tersebut adalah adalah bahasa yang ada di negara kita tercinta, Indonesia. Kamu bisa menjajakan produk kamu lewat toko online ataupun platform media sosial, gunakan hastag internasional agar dunia juga bisa melihatnya.

 

Urusan modal, kamu bisa menggunakan fasilitas KTA Online Tunaiku. Fasilitas tersebut tidak memerlukan persyaratan yang rumit, kamu hanya perlu melampirkan KTP dan juga bukti penghasilan untuk mendapatkan dana pinjaman modal usaha maksimal Rp20 juta. Ajukan sekarang di Finpedia.id