Pentingnya Keamanan Data di Industri Fintech

Posted: 4 Nov 2020from: EditorLast updated : 3 Jun 2021

Data dan informasi kini sudah menjelma menjadi sebuah komoditas. Dua hal itu tidak ubahnya seperti barang dagangan yang memiliki nilai jual cukup tinggi bagi sebagian orang. Namun sayangnya, tidak semua orang yang menganggap bahwa data pribadinya adalah penting. Alhasil, banyak kasus kebocoran data terjadi karena ketidakhati-hatian diri sendiri.


Mahalnya nilai sebuah data dan informasi berjalan seiring dengan masifnya penggunaan teknologi. Untuk itu, Pemerintah terus berupaya menciptakan payung hukum untuk melindungi data konsumen.


Saat ini, Rancangan Undang - Undang (RUU) Perlindungan Data Pribadi masih digodok di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). RUU itu nantinya akan mengatur secara spesifik hak-hak yang sifatnya personal.


Jika akhirnya disetujui, Indonesia akan menjadi negara ke-127 yang memiliki Undang-Undang Data Pribadi. Sebelumnya, beberapa negarayang tergabung dalam payung ASEAN seperti Malaysia dan Filipina sudah lebih dulu memiliki undang-undang tersebut.


Perkembangan Ekonomi Berbasis Internet Sangat Cepat


Berdasarkan data Google & Temasek 2019, ekonomi berbasis internet di Indonesia berkembang sangat cepat. Sejak tahun 2015 hingga 2019 lalu, pertumbuhannya mencapai 4 kali lipat atau sekitar USD40 miliar.


NIlai tersebut mencapai 3,57% dari nilai produk domestik bruto (PDB) tanah air. Terus bertumbuhnya industri lembaga keuangan digital atau yang dinamakan financial technology (fintech), merupakan bukti bahwa ekosistem digital mulai terbentuk.


Masyarakat sudah bisa merasakan banyaknya manfaat yang dirasakan dari kehadiran lembaga keuangan anyar tersebut. Terbukti dari data Statistik Fintech Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dimana pada Juni 2020 total lender lembaga fintech P2P lending mencapai bertumbuh 8,78% menjadi 659.186 rekening.


Jumlah itu belum memperhitungkan lembaga keuangan digital yang berbasis pembayaran, market agregator dan lainnya. Bahkan pada tahun 2025, nilai ekonomi digital di Indonesia diprediksi mampu mencapai USD130 miliar.


Keamanan Siber perlu ditegakkan


David Ye, Vice Chairman of Mobile Application Security Committee of China menambahkan hadirnya ekonomi digital membuat kehidupan menjadi lebih mudah. Namun sejalan dengan hal itu, sistem keamanan siber perlu ditegakkan.


“Dalam membangun ekosistem digital, dimana didalamnya terdapat ekonomi digital, memerlukan kolaborasi antara perusahaan dengan pemerintah. Selain itu perlu juga dukungan dari semua pihak agar semuanya bisa berjalan dengan baik,” katanya beberapa waktu lalu.


Lebih lanjut dirinya mengatakan, dalam 1 hingga 2 dekade kedepan keamanan siber akan menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan. Oleh karena itu, perlu langkah strategis untuk bisa memulai proses perlindungan terhadap data di Indonesia.


Lindungi Data Pribadi Kamu


Untuk bisa mencegah terjadinya kebocoran data, tidak cukup hanya mengandalkan peran pemerintah saja. Kamu juga perlu melakukan langkah mitigasi agar semuanya berjalan aman dan lancar.


Salah satunya adalah dengan tidak sembarangan bertransaksi di dunia maya. Ya, ada banyak oknum jahat yang memanfaatkan situasi pandemi seperti sekarang dengan menciptakan website palsu.


Alhasil kamu yang kurang begitu hati-hati, bisa terjebak dalam website palsu tersebut. Selain itu, jangan pernah memberikan data pribadi seperti KTP, NPWP ataupun alamat pada orang yang tidak kamu kenal.


Makin sedikit data pribadi yang ada di ruang publik, makin baik. Meski begitu, jangan takut untuk melakukan transaksi secara daring.