Mantap! Literasi dan Inklusi Keuangan Indonesia Kian Meningkat

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 yang menunjukkan kenaikan indeks literasi keuangan mencapai 66,46 persen dan indeks inklusi keuangan 80,51 persen. Hasil SNLIK 2025 ini meningkat dibanding SNLIK 2024 yang menunjukkan indeks literasi keuangan 65,43 persen dan indeks inklusi keuangan 75,02 persen.
Penghitungan SNLIK Tahun 2025 dilakukan menggunakan dua metode. Metode pertama, disebut sebagai Metode Keberlanjutan, adalah metode perhitungan yang dilakukan dengan cakupan sembilan sektor jasa keuangan (Perbankan, Pasar Modal, Perasuransian, Lembaga Pembiayaan, Dana Pensiun, Pergadaian, Lembaga Keuangan Mikro, Fintech Lending (Pindar), PT Permodalan Nasional Madani) dan Penyelenggara Sistem Pembayaran (PSP) sebagaimana cakupan pada SNLIK Tahun 2024 sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur keberhasilan program literasi dan inklusi keuangan OJK.
Sementara itu, metode kedua, disebut sebagai Metode Cakupan DNKI, adalah metode penghitungan yang memperluas cakupan sektor keuangan dengan penambahan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan serta Lembaga Jasa Keuangan Lain (Koperasi Simpan Pinjam (KSP)/Penyelenggara Perdagangan Aset Kripto/PT Pos Indonesia/Lembaga Penjaminan/dan lain-lain).
Hasil SNLIK diharapkan dapat menjadi dasar bagi OJK dan seluruh stakeholders dalam membuat kebijakan, menyusun strategi, dan merancang produk/layanan keuangan yang sesuai kebutuhan konsumen serta bisa meningkatkan perlindungan masyarakat.
SNLIK merupakan survei yang diselenggarakan oleh OJK setiap 3 tahun, yang dimulai sejak 2013 dan dilanjutkan pada tahun 2016, 2019 serta pada 2022. SNLIK ini antara lain bertujuan mengetahui indeks literasi dan inklusi keuangan termasuk literasi keuangan digital masyarakat Indonesia, serta sebagai alat ukur terhadap efektivitas program edukasi dan literasi keuangan yang terarah dan terukur.
Pengertian literasi keuangan sendiri adalah rangkaian proses atau aktivitas untuk meningkatkan pengetahuan, keyakinan, serta keterampilan konsumen dan masyarakat luas sehingga mereka mampu mengelola keuangan dengan baik. Singkatnya, literasi keuangan juga dapat diartikan sebagai pengetahuan atau kemampuan untuk mengelola keuangan.
Sementara inklusi keuangan yaitu akses terhadap produk dan layanan jasa keuangan yang bermanfaat dan terjangkau dalam memenuhi kebutuhan masyarakat maupun usahanya dalam hal ini transaksi, pembayaran, tabungan, kredit dan asuransi yang digunakan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan. Unsur yang berperan dalam inklusi keuangan adalah akses, ketersediaan produk dan layanan jasa keuangan, penggunaan, serta kualitas.
Nah, dengan inklusi keuangan ini diharapkan dapat mengurangi jumlah masyarakat unbanked atau yang belum memiliki rekening bank karena tidak memiliki akses layanan perbankan dasar seperti tabungan.
Sederhananya, tingkat literasi dan inklusi keuangan yang baik dapat menandakan bahwa orang tersebut sudah melek finansial. Pemahaman yang baik soal keuangan ini tentunya dapat membantu Anda memilih strategi dan keputusan keuangan yang tepat, bertanggung jawab pada keputusan keuangan yang dibuat, serta dapat membuat kondisi keuangan tetap terjaga dan memengaruhi pertumbuhan kekayaan finansial.
Nah, berikut lima tips yang bisa diikuti agar bisa melek finansial.
1. Pahami Dunia Keuangan
Melek finansial harus dimulai dengan memahami poin-poin penting soal keuangan. Beberapa kunci atau poin penting tersebut meliputi keterampilan membuat anggaran, kemampuan untuk melacak pengeluaran, strategi melunasi utang, serta perencanaan pensiun secara efektif.
Banyak pelajaran tentang dunia keuangan bisa diperoleh lewat buku, materi digital, dan bahkan berita-berita yang beredar di media sosial.
2. Atur Anggaran Pribadi
Setelah tahu mengenai hal-hal penting soal keuangan tersebut, tentu saja Anda harus menerapkannya untuk bisa disebut sudah melek finansial. Langkah selanjutnya, mulailah dengan memiliki anggaran pribadi.
Anggaran pribadi ini tidak hanya akan membuat Anda tahu berapa banyak uang yang diperoleh atau terima, melainkan juga mampu melacak berapa banyak uang yang terpakai. Tanpa membiasakan hal ini, akan jauh lebih sulit untuk menentukan perubahan atau tujuan keuangan nantinya.
Saat melakukan perencanaan keuangan Anda juga dapat membuat alokasi seimbang untuk kebutuhan sehari-hari, keinginan, dan tabungan.
Perencanaan keuangan ini akan membuat Anda lebih disiplin, terutama soal pengeluaran.
3. Punya Tujuan Keuangan
Setiap orang memiliki target-target di masa depan dan sebagiannya pasti membutuhkan dana untuk direalisasikan. Dengan mengingat target-target tersebut, Anda dapat menahan keinginan menghamburkan uang.
Di sisi lain, Anda juga akan bersemangat mempelajari bagaimana memanfaatkan uang dengan lebih baik dan mengembangkannya agar jumlahnya bertambah.
Tujuan keuangan merupakan perencanaan yang membutuhkan persiapan dana dalam jangka waktu tertentu, baik jangka panjang maupun pendek. Misalnya, ingin memiliki tabungan di bank sebanyak 20 juta pada 2 tahun ke depan, memiliki rumah sendiri pada 10 tahun ke depan atau menunaikan ibadah haji dalam 15 tahun ke depan. Mulailah susun perencanaan keuangan untuk mencapai target tersebut, seperti menabung sebesar Rp. 500.000 setiap bulan untuk dana naik haji selama 15 tahun.
4. Belajar Investasi
Mempelajari investasi adalah salah satu cara mewujudkan melek finansial dengan cepat. Faktanya, menyimpan uang saja tidak cukup, karena uang yang disimpan tanpa diinvestasikan akan tergerus inflasi.
Apabila belajar investasi secara konsisten, Anda dapat mempelajari cara mengembangkan pendapatan melalui pendanaan ke sektor-sektor produktif.
5. Siapkan Dana Darurat
Kemudian, jangan lupa bahwa untuk mewujudkan melek finansial juga perlu menyiapkan dana darurat. Dana darurat ini perlu disiapkan untuk mengantisipasi apabila sewaktu-waktu terjadi kebutuhan pengeluaran tidak terduga.
Dana darurat juga bisa berguna menjadi cadangan tabungan yang dapat dipakai memenuhi kebutuhan lain di masa depan, jika tidak digunakan untuk kebutuhan pengeluaran tidak terduga.
Idealnya, jumlah dana darurat yang perlu disiapkan adalah 6-12 kali jumlah pengeluaran per bulan. Besarnya tergantung jumlah tanggungan dan pola konsumsi kita masing-masing.
Rinciannya bisa diatur sebagai berikut:
· Belum menikah: 6 kali lipat per bulan
· Sudah menikah: 9 kali lipat pengeluaran per bulan
· Sudah menikah dan memiliki anak: 12 kali lipat pengeluaran per bulan.





Produk yang direkomendasikan

Indodana PayLater
Rp 200,000 - Rp 50,000,000
CICILAN RINGAN: Cicilan dengan bunga ringan dan terjangkau yang bisa dibayar tiap bulan
AMAN: Menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Big Data, menjamin agar semua proses pengajuan aman dan nyaman

Tap-to-Pay! Nikmati pembayaran instan tanpa kartu. Cukup tap HP di mesin EDC dan transaksi selesai!
Honest App! Kelola kartu kamu dengan mudah langsung dari aplikasi di smartphone Kamu!

Diskon 5% untuk tiket pesawat, dan 10% untuk Paket Tour
Limit hingga Rp50 Juta!

Gratis Akses Airport Lounge Dalam & Luar Negeri
Setiap pembelanjaan Rp 10.000 mendapatkan 50 MPC Point

Minimum Limit = Rp 10.000.000
Bonus MPC Points (20 MPC Points tiap belanja Rp10.000).