Sri Lanka Bangkrut, Apa Penyebab, Pengaruh ke Dunia Termasuk RI?

Posted: 28 Jun 2022from: EditorLast updated : 28 Jun 2022

Sri Lanka bangkrut sampai ditinggal minggat semua warganya yang berjumlah 22 juta orang. Namun, dari runtuhnya negara Sri Lanka, apakah akan berpengaruh ke negara lain di dunia termasuk Indonesia? Lalu apa penyebabnya sampai Sri Lanka bangkrut?

  

Adapun penyebab utama Sri Lanka bangkrut adalah karena gagal bayar utang luar negeri (ULN). Dimana hal tersebut tidak terlepas dari kegagalan pemerintahnya dalam menghentikan krisis ekonomi terburuk yang sedang dihadapi dalam sejarah kemerdekaan Sri Lanka. 

 

Seberapa besar utang luar negeri yang dihadapi Sri Lanka? Dilansir dari Kompas.com Sri Lanka gagal bayar utang luar negeri yang mencapai sekitar Rp 754 triliun. Lalu, bagaimana nasib negara tersebut setelah resmi dinyatakan bangkrut?

 

Krisis Pangan, Inflasi, hingga Warga Minggat

 

Adapun dampak dari kasus Sri Lanka bangkrut adalah adanya krisis pangan, hingga ditinggal warganya, seperti yang dikatakan Direktur Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira.

 

Krisis pangan yang terjadi juga mengakibatkan warganya kesulitan mendapatkan asupan bahan pokok, hingga melakukan panic buying. Karena adanya panic buying dan penimbun bahan pangan berlebih di beberapa pihak, membuat pangan menjadi langka di beberapa tempat. 

 

Tidak hanya pangan, warga juga mengaku serba kekurangan komoditas lain seperti bahan bakar minyak (BBM), obat-obatan, hingga listrik karena tidak mampu melakukan impor.

 

Selain krisis pangan, negara tersebut juga sudah mengalami inflasi dimana mata uang negara anjlok, tidak memiliki nilai, bahkan ke sesama penjual dan pembeli sudah tidak ada lagi rasa kepercayaan. 

 

Maka dari itu, masyarakat lebih memilih untuk melakukan barter, atau menukar barang dengan barang yang nilainya hampir sama, untuk menggantikan kegiatan transaksi dengan mata uang. 

 

Sampai kapan inflasi di Sri Lanka terjadi? Jika dilihat dari kemampuan pemerintah untuk mengelola keuangan, seperti memberikan subsidi untuk menekan komoditas tersebut, sepertinya tidak akan mampu. 

 

Tidak hanya itu, ratusan bahkan hingga ribuan warga Sri Lanka juga mulai berbondong-bondong meninggalkan negaranya. Dilansir dari cnbcindonesia.com dalam lima bulan pertama di tahun 2022, setidak sudah ada 288.645 paspor yang dikeluarkan dari pihak imigrasi. 

 

Jika dibandingkan tahun sebelumnya di periode yang sama, paspor yang keluar hanya ada 91.331. Kini setiap harinya, setidaknya ada 3.000 orang yang menyerahkan formulir permohonan paspor. 

 

Pengaruh Sri Lanka Bangkrut ke Dunia 

 

Inflasi yang terjadi hampir 40% mengundang kekacauan. Tidak hanya bahan pangan, bahkan untuk menemukan obat-obatan pun sangat sulit. Padahal, warganya masih memiliki cukup banyak uang, tapi tidak ada tempat untuk membeli kebutuhan tersebut. 

 

Tidak hanya untuk negaranya, krisis keuangan Sri Lanka juga bisa mendatangkan risiko yang lebih besar. Hal tersebut pun bisa dan berpotensi untuk menyebar ke negara-negara berkembang lainnya, termasuk Indonesia.

 

Negara-negara berkembang tersebut juga sedang menghadapi kesulitan seperti adanya utang (ULN), kenaikan suku bunga, dan melemahnya nilai mata uang.  

 

Tapi, dari banyaknya negara berkembang yang berisiko kena dampak, kira-kira negara mana saja yang lebih berisiko? Apakah Indonesia masuk ke dalam daftar negara berkembang yang berisiko kena dampak bangkrutnya Sri Lanka?

 

Dilansir dari Katadata, Kepala Ekonom Pasar Berkembang Bloomberg Ziad Daoud menyebutkan setidaknya ada lima negara yang berisiko kena dampak Sri Lanka, yakni Tunisia, El Salvador, Ghana, Ethiopia, dan Pakistan.  

 

Diketahui ada banyak negara yang memberi pinjaman ke Sri Lanka seperti China. Namun, jika negara tersebut bangkrut, negara yang memberi pinjaman ke Sri Lanka, disebut akan kehilangan setengah dari investasi mereka.

 

Bahkan, diberitakan bahwa kejelasan terkait penyelesaian utang Sri Lanka ke China juga masih belum jelas hingga saat ini. Terlebih, China sendiri juga tidak mau menghapus utang negara miskin, dan bergabung dalam perjanjian multilateral terkait hal tersebut.

 

Tapi, jika negara lain yang menjadi pemberi pinjaman ke Sri Lanka memaafkan utangnya, sementara Sri Lanka tetap membayar utang China, kira-kira apa yang akan terjadi?

 

Tidak berhenti begitu saja, Sri Lanka juga berencana memanggil beberapa negara untuk keperluan penggalangan dana, seperti China, Jepang, dan India. 

 

Dengan diadakannya konferensi tersebut, Sri Lanka berharap akan ada lebih banyak bantuan asing dan mengajukan anggaran sementara pada Agustus. Bahkan, Sri Lanka juga tengah melakukan negosiasi dengan Dana Moneter Internasional (IMF).

 

Apa Efeknya ke RI?

 

Saat Sri Lanka bangkrut, maka nilai investasi milik negara-negara pemberi pinjaman akan berkurang setengah. Celakanya, hal tersebut juga akan memicu larinya aliran modal asing dari pasar surat utang di Indonesia. 

 

Dilansir dari detik.com, hubungan perdagangan Indonesia dan Sri Lanka tergolong kecil, namun hal tersebut akan membuat persepsi investor dan kreditur menjadi rusak. Mereka tentunya akan menganggap bahwa negara berkembang, memiliki risiko yang tinggi untuk berinvestasi dan takut mengalami hal yang sama dengan Sri Lanka.

 

Pasalnya, Sri Lanka dan Indonesia sama-sama negara berkembang, dan mereka memiliki hubungan dagang. Sehingga ketika Sri Lanka bangkrut, maka akan muncul risiko besar yang memicu pelarian modal dari pasar surat utang di Indonesia. 

 

Karena imbal hasil surat utang mengalami kenaikan, membuat beban utang luar negeri semakin berat. Hal tersebut adalah risiko dari naiknya suku bunga dan juga kondisi inflasi negara. Adapun Menurut data Asian Development Bank (ADB), yield SBN tenor 10 tahun telah mengalami kenaikan 102,9 basis poin sejak awal tahun (ytd) menjadi 7,41%.

 

Meski begitu kita patut bersyukur karena Indonesia masih memiliki pengelolaan keuangan yang baik, dan berusaha untuk meminimalisir risiko kebangkrutan seperti Sri Lanka. 

 

Bicara soal pengelolaan keuangan, tidak hanya negara yang bisa mengalami hal demikian. Porsi yang lebih kecil seperti finansial pribadi juga perlu diperhatikan. Misalnya ketika kamu punya utang, segera dibayar berapapun suku bunganya, karena kamu telah memiliki kesepakatan diawal atas kondisi finansial kamu saat itu. 

 

Cari Pinjaman Bunga Rendah, Ya di Finpedia Saja

 

Tapi, jika kamu ingin cari pinjaman dengan suku bunga yang rendah, kamu bisa akses di Finpedia.id, karena di sana ada banyak produk pinjaman yang bisa membantu finansial kamu untuk lebih baik, dengan bunga rendah. 

 

Di Finpedia.id kamu bisa temukan berbagai macam jenis pinjaman seperti kredit tanpa agunan, dengan agunan, pinjaman instan, pinjaman dana darurat, hingga program cicilan lainnya. 

 

Informasi lengkap terkait produk juga akan tertera di situs Finpedia, mulai dari suku bunga, limit pinjaman,tenor, syarat, hingga area layanan. 

 

Salah satu produk pinjaman terbaik bunga rendah yang ada di Finpedia.id adalah Cairin, dengan bunga super murah yakni hanya 0,065%, dan limit mulai Rp500 ribu sampai Rp5 juta! 

 

Jadi, tidak ada kesulitan yang berarti untuk kamu, ketika membayar cicilan pinjaman. Yuk manfaatkan dan segera kunjungi situs Finpedia.id dan temukan produk pinjaman untuk memenuhi berbagai kebutuhanmu!