Sederet Fakta Tentang Boeing 737-500, Pesawat Milik Sriwijaya Air

Posted: 11 Jan 2021from: EditorLast updated : 25 Mei 2021

Minggu sore kemarin (10/1), terjadi insiden di dunia penerbangan tanah air. Pesawat Boeing 737-500 milik Sriwijaya Air jatuh di perairan Kepulauan Seribu. Pesawat yang membawa 62 orang termasuk kru dan penumpang itu hilang kontak setelah 4 menit lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta menuju Bandara Supadio, Pontianak.


Kejadian ini menjadi peristiwa kecelakaan pesawat pertama pada tahun 2021. Sepanjang tahun 2020, Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melakukan investigasi kecelakaan pada moda penerbangan sebanyak 24 kasus, di mana 14 diantaranya masuk dalam kategori kecelakaan serius.


Ada banyak faktor yang menjadi penyebab kecelakaan di moda transportasi udara, mulai dari turbulensi hingga malfungsi sistem. Meski begitu, sampai dengan saat ini, pesawat terbang masih menjadi moda transportasi yang paling aman dibanding moda transportasi lainnya.


Membincang pesawat udara, ada 2 perusahaan penerbangan yang menjadi langganan dalam bisnis penerbangan di Indonesia, adalah Boeing dan Airbus. Melansir laman Sriwijaya Air, dari 49 pesawat yang dimliki, perusahaan menggunakan Boeing 737-900, Boeing 737-500, Boeing 737-800 dan ATR 72-600 sebagai armadanya.


Nah berikut merupakan sederet fakta tentang pesawat Boeing 737-500 yang juga banyak digunakan oleh perusahaan penerbangan d dalam dan luar negeri.


1. Terbang pertama kali tahun 1989


Boeing 737-500 pertama kali digunakan oleh maskapai Southwest Airlines. Perusahaan menerbangkan varian Boeing 757 itu pada tahun 1989. Bentuknya yang lebih kecil namun memuat lebih banyak penumpang menjadikannya banyak dilirik oleh perusahaan penerbangan lainnya.


Seperti Nordavia, Swirijaya Air, Sky Express, Transaero, UTair, S7 Airlines dan masih banyak lagi perusahaan penerbangan yang menjadikan Boeing 737-500 sebagai salah satu armadanya.


(Baca juga: Mengenal Apa Itu Obligasi dan Fakta Menarik Tentangnya)


2. Sudah tidak banyak digunakan


Lain dulu lain sekarang, sejak tahun 2012, Boeing sudah menghentikan produksi varian 737-500. Meskipun sempat menjadi primadona lantaran mampu menampung lebih banyak penumpang, tetapi karena ukurannya yang lebih kecil menjadikan Boeing memberlakukan pensiun dini pada 737-500.


Selain itu, terdapat beberapa riwayat kecelakaan yang menimpa varian tersebut. Diantaranya adalah Kecelakaan terjadi di Denmark pada tahun 1999 silam. Kala itu, pemilik maskapai adalah Maersk Air dengan rute penerbangan Birmingham - Copenhagen. Pesawat terpaksa dialihkan rutenya ke Bilund karena faktor cuaca buruk juga bahan bakar cadangan terakhir.


Selain itu, berikut merupakan deretan kecelakaan pesawat seri Boeing 737-500 yang terjadi di beberapa negara.


1. Menabrak bukit


Egypt Air dengan pesawat Boeing 737-500 dengan nomor penerbangan 843 pada tahun 2002 silam menabrak bukit yang berada di dekat Bandara Tunis-Carthage. Dalam insiden tersebut, 6 kru pesawat dan 56 penumpang dikabarkan meninggal dunia.


2. Mendarat darurat


Kemudian pada tahun 2006, pesawat Boeing 737-500 yang dioperasikan oleh All Nippon Airways harus mendarat darurat di Bandara Chubu. Adanya sinyal peringatan depressurization kabin aktif di ketinggian 37 ribu kaki menjadi salah satu alasannya.


Selain itu, pada tahun 2010 pesawat Boeing 737-500 melakukan pendaratan tak terkendali lantaran terjadi kerusakan substansial di Bandara Jos Nigeria.


Pada tahun 2013, pesawat Boeing 737-500 gagal mendarat mulus di Rusia lantaran kru tidak menyadari adanya peringatan mendadak. Di Rusia juga, pada tahun 2020 lalu, 737-500 yang dioperasikan oleh Utair mengalami insiden lantaran roda pendaratan yang rusak.


Hal itu mengakibatkan bagian ekor pesawat menyentuh landasan pacu disusul kemudian bagian badan.


(Baca juga: 4 Fakta Penerapan PSBB Jawa - Bali yang Akan Berlaku 11 Januari)


3. Masalah di pengontrol ketinggian


Pada tahun 2019 lalu, pesawat Boeing 737-500 di Spanyol mengalami malfungsi yang membuat pilot tidak bisa menjalankan autopilot yang tidak tercatat sebelum penerbangan. Alhasil, pesawat haru mendarat darurat di pangkalan militer


Kamu yang pernah bepergian menggunakan pesawat terbang tidak perlu khawatir. Karena sampai sekarang, pesawat terbang masih menjadi moda transportasi paling aman. Rasio kecelakaannya masih sangat kecil dibanding moda transportasi darat.


Nah buat kamu yang akan menggunakan pesawat terbang sebagai moda transportasi, manfaatkan kartu kredit dari Standard Chartered World Miles untuk menghemat biaya perjalanan kamu. Pasalnya kamu bisa mendapatkan keuntungan berupa gratis akses Airport Lounge tertentu di Seluruh Indonesia untuk 1 (satu) orang per tahun dengan ketentuan minimum pembelanjaan Rp3 juta per bulan tagihan.


Selain itu juga terdapat keanggotaan priority pass senilai USD99/tahun secara gratis, dimana kamu bisa menikmati akses ke lebih dari 700 Airport Lounge di seluruh dunia dengan menghubungi Layanan Nasabah Standard Chartered di (021) 57 9999 88 untuk melakukan pendaftaran.


Kamu juga bisa mendapatkan layanan dari Standard Chartered Travel Assistance dengan menghubungi 1500062 dan mendapatkan 1 mileage setiap melakukan transaksi retail dalam negeri dan 2 mileage untuk setiap transaksi retail Luar Negeri. Ajukan sekarang di Finpedia.