Harga Emas Terus Turun. Sinyal Baik Untuk Beli Lagi?

Posted: 24 Nov 2020from: EditorLast updated : 18 Sep 2021

Harga emas perlahan mulai meninggalkan angka Rp1 juta per gram. Menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi salah satu faktor pemicu amblasnya harga emas di pasaran ritel. Mengacu pada kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, sejak awal November, nilai tukar dolar AS terhadap rupiah sudah anjlok sebesar 3,54%. Dari posisi Rp14.718 per 1 dolar AS (2/11) menjadi Rp14.196 per 1 dolar AS pada perdagangan hari ini (24/11).


Hal tersebut merupakan sinyal positif untuk perekonomian. Karena artinya nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS. Tetapi ternyata, sentimen positif tersebut malah membuat harga emas atau logam mulia melorot.


Pada tanggal 24 Agustus, harga emas masih sanggup bertahan di angka Rp989 ribu per gram. Namun sejak saat itu, harga emas terus melanjutkan pelemahannya hingga akhirnya menyentuh level Rp915.000 pada perdagangan hari ini.


Emas menjadi primadona investasi bagi masyarakat kelas menengah lantaran risikonya yang lebih rendah dibanding produk investasi lain. Maka tak aneh jika emas disebut sebagai safe heaven, tingginya imbal hasil secara jangka panjang dan mininya risiko yang membayangi menjadi salah satu dasar penyematan istilah tersebut. 


Ada beberapa hal yang menyebabkan harga emas terus mengalami penurunan. Berikut merupakan beberapa hal yang menyebabkan harga emas turun.


(Baca juga: Banyakin Belanja Saat Resesi, Biar Indonesia Gak Depresi!)


1. Nilai tukar rupiah menguat


Sejak Amerika Serikat (AS) mengadakan pemilihan umum (pemilu), banyak ahli yang menganggap bahwa nilai tukar dolar AS akan mengalami perlemahan. Benar saja, sejak pemilu digelar, nilai tukar dolar AS melemah terhadap mata uang beberapa negara lainnya.


Hal itu bisa terjadi lantaran penetapan harga emas dunia disandarkan pada harga dolar AS. Jadi begitu mata uang pembandingnya mengalami pelemahan, maka harga emas akan mengalami peningkatan. Begitu pula sebaliknya.


2. Musim permintaan


Dalam lingkup investor emas, ada istilah musim permintaan banyak dan musim permintaan sedikit. Kekhawatiran tersebut bisa menjadi salah satu penyebab harga emas fluktuatif. 


Jadi saat seperti sekarang, dimana resesi masih membayangi, stok emas diprediksi akan banyak dipasaran lantaran banyaknya orang yang masih menahan konsumsinya.


Hal itu bisa juga membuat harga emas mengalami penurunan. Memang membincang harga emas, ada banyak faktor yang mendasarinya. Tetapi itu semua bisa dilihat dari beberapa faktor internal maupun eksternal.


3. Inflasi


Pemerintah berupaya keras untuk menekan tingkat inflasi akibat pandemi covid-19. Setelah tiga bulan berturut-turut mengalami deflasi di bulan Juli, Agustus dan September. Pada Oktober Indonesia berhasil mencetak inflasi 0,07%.


Nah naik turunnya inflasi juga berpengaruh terhadap harga emas. Istilah safe heaven memang pantas disematkan pada logam berwarna keemasan tersebut, karena akhirnya banyak orang yang berburu emas untuk dijadikan media investasi jangka panjang saat menghadapi situasi terburuk.


(Baca juga: Ini Beda Investasi dengan Tabungan. Simak Yuk!)


Apakah sekarang saat yang tepat untuk membeli emas


Lantas melihat trennya apakah sekarang merupakan saat yang tepat untuk membeli emas? JIka melihat statistik harga emas di Gold Price, harga emas dunia mengalami kenaikan tajam pada tahun 1998, kemudian melandai hingga tahun 1999.


Setelah itu, harga emas melanjutkan kembali tren peningkatannya hingga pada tahun 2012. Setelah berhasil mencapai titik tertingginya, harga emas kembali turun. Nah di tahun 2020, harga emas sudah sempat mengalami peningkatan harga tertingginya.


Jadi jika mengacu pada pandangan beberapa ahli, harga emas besar kemungkinan akan sulit untuk kembali ke puncak tertingginya. Saat ini, harga emas masih menunggu untuk mendapatkan momentum naik kembali.


Sepertinya saat sekarang merupakan saat yang tepat untuk membeli emas. Terpenting jangan membenamkan semua uangmu di satu instrumen investasi saja. Bahkan untuk emas sekalipun yang dikenal sebagai safe heaven, hal itu perlu untuk mencegah terjadinya kerugian dalam jumlah besar.


Ingat prinsip investasi, semakin besar keuntungan yang kamu kejar maka semakin besar pula risiko yang membayangi. Itu mengapa diversifikasi dalam dunia investasi penting, karena artinya kamu juga sudah membagi risiko dan potensi keuntungan yang ada.


Selain emas, kamu juga bisa membenamkan dana kamu di produk keuangan peer to peer lending seperti PinjamKan. Dengan menjadi pendana, kamu bisa mendapatkan marjin keuntungan yang cukup lumayan.


PinjamKan mensyaratkan agunan untuk mendapatkan pinjaman, jadi dana yang kamu investasikan relatif lebih aman . Ajukan di Finpedia untuk menemukan produk keuangan yang cocok dengan kebutuhan kamu.