Penetrasi Internet Tinggi, Potensi Ekonomi Digital Negeri Ini Sangat Besar

Posted: 28 Jan 2021from: EditorLast updated : 24 Mei 2021

Penetrasi internet di Indonesia terus meluas. Sampai dengan saat ini, angkanya sudah mencapai 64% dari total penduduk di Indonesia atau sekitar 175,4 juta jiwa sudah terkoneksi dengan internet. Hal itu memperlihatkan bahwa potensi ekonomi digital di negeri ini sangat besar.

 

Nah potensi ini jika digarap dengan sempurna bisa ikut mendorong produktivitas usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di tengah pandemi seperti sekarang. Oleh karena itu, pemerintah melalui Kemenko Perekonomian tengah mengembangkan Strategi nasional (Stranas) Ekonomi Digital.

 

Asosiasi FinTech Indonesia (AFTECH) sebagai wadah dari pelaku industri fintech di Indonesia menyambut baik penyusunan Stranas tersebut, sekaligus menandatangani perjanjian kerja sama Pengembangan Ekonomi Digital Nasional melalui Pemanfaatan Layanan Keuangan Digital.

 

Stranas terdiri atas empat pilar, yaitu talenta digital, riset dan inovasi, infrastruktur fisik dan digital  serta regulasi dan kebijakan yang mendukung. Perjanjian yang ditandatangani Rabu (27/1) ini diharapkan akan menjadi titik awal dan wujud nyata koordinasi dan sinergi kedua pihak dalam mengembangkan layanan keuangan digital.

 

Selain itu juga diharapkan akan meningkatkan edukasi terkait industri layanan keuangan digital dan teknologi, dalam konteks ekosistem ekonomi digital. Kerja sama ini sejalan dengan komitmen Pemerintah dalam memulihkan perekonomian nasional.

 

Melalui langkah-langkah strategis dalam digitalisasi layanan keuangan ini, diharapkan mampu meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia dan menjadi jembatan menuju perbaikan kesejahteraan masyarakat.


(Baca juga: Menilik Perbedaan Ponzi dan MLM yang Lagi Happening)

 

Pandemi UMKM banyak terdampak


Pada masa pandemi ini, kombinasi risiko penularan Covid-19 dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) telah mempengaruhi kinerja UMKM, baik dari sisi penawaran maupun permintaan. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kemenko Perekonomian, Rudy Salahuddin mnejelaskan masih kurangnya digitalisasi UMKM nasional juga menjadi salah satu faktor yang turut mempengaruhi kinerja UMKM saat ini.

 

Padahal, melihat jumlah penduduk yang besar, tingkat kepemilikan smartphone serta penetrasi internet yang tinggi, Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang besar. Potensi ini secara pararel dapat turut mendorong produktivitas UMKM termasuk di masa pandemi ini.

 

Pihaknya menyatakan bahwa salah satu tantangan digitalisasi UMKM di Indonesia adalah rendahnya tingkat literasi digital, literasi keuangan, dan literasi keuangan digital.

 

Hasil Survei Nasional Literasi Keuangan (SNLK) yang digelar OJK menunjukkan tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia di tahun 2019  masih di angka 38,03%. Angka ini adalah jauh di bawah negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Thailand.

 

Kolaborasi antara pemerintah dan pelaku industri digital diharapkan dapat mengatasi tantangan-tantangan di atas serta mendorong perkembangan ekonomi digital serta kinerja UMKM nasional yang lebih baik.

 

Wakil Ketua Umum AFTECH, Budi Gandasoebrata menjelaskan bahwa memasuki ulang tahunnya yang kelima, AFTECH berkomitmen untuk terus mendukung digitalisasi UMKM melalui inovasi dan teknologi layanan keuangan digital, seperti pembayaran digital, pinjaman online, aggregator, innovative credit scoring, perencana keuangan, insurtech, e-KYC, dan pembiayaan proyek (project financing).

 

(Baca juga: Profesi Asyik yang Bisa Dijadikan Peluang Untuk Tambahan Pendapatan)

 

Kontribusi UMKM sangat signifikan


Lebih lanjut dirinya mengatakan digitalisasi mampu meningkatkan akses terhadap berbagai layanan keuangan serta korelasi dengan ekosistem ekonomi digital dapat membantu UMKM nasional bertahan dan bertumbuh pada saat ini.

 

Menurutnya, kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi akan signifikan mengingat lebih dari 97 persen tenaga kerja Indonesia dipekerjakan di UMKM dan lebih dari 60% Produk Domestik Bruto (PDB) dihasilkan dari segmen tersebut.

 

Kamu yang saat ini memiliki usaha mikro kecil dan menegah, baik itu skema frachise atau usaha sendiri, coba perkuat bisnismu dengan digitalisasi. Mulai dari permodalan, teknologi penjualan hingga pemasaran semuanya bisa dilakukan secara digital.

 

Kamu yang membutuhkan dana cepat tidak perlu repot lagi untuk keluar masuk kantor cabang. Tersedia pinjaman digital yang bisa memberikan kamu dana cepat tanpa khawatir. Modalnya hanya posel pintar dan internet.

 

Kamu bisa mendapatkan pinjaman modal usaha instan dari UKU. Akses Finpedia.id dan temukan produk keuangan yang dibutuhkan.